Rejanglebong (Antara) - Persatuan Olah Raga Berburu Babi (Porbi) Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, saat ini mengintensifkan perburuan babi hutan guna membantu petani di daerah itu mengatasi serangan hama tersebut.

Ketua Porbi Kabupaten Rejanglebong Sholahudin di Rejanglebong, Senin, menjelaskan kegiatan berburu itu bukan saja sebagai hobi yang positif tetapi juga untuk membantu petani mengatasi serangan hama babi di lahan pertanian mereka.

"Perburuan ini bukan untuk menghabisi atau memberantas semua babi hutan tetapi bersifat pengendalian populasinya saja," kata Sholahudin.

Perburuan yang dilakukan Porbi Rejanglebong sendiri dilakukan atas permintaan masyarakat, serta kegiatan rutin dengan melihat lokasi-lokasi yang pertumbuhan hama babi paling banyak di suatu daerah.

"Kita ingin populasi babi hutan tetap terkendali dan menjaga ekosistemnya," ujarnya.

Populasi babi hutan ini, kata dia, sangatlah cepat mengingat dalam sekali melahirkan bisa mencapai 5-10 ekor, dan dalam satu tahun mereka bisa tiga kali beranak.

Laju populasi yang tidak terkendali ini mengakibatkan banyak lahan pertanian warga dirusak oleh babi hutan yang mencari makan, baik itu di lahan tanaman padi, tanaman sawit muda, karet serta tanaman kopi.

Porbi Rejanglebong saat ini memiliki 106 kelompok, di mana setiap kelompok memiliki 10 hingga 25 anggota, dan jumlah anggota keseluruhan mencapai 5.000 orang yang tersebar di 15 kecamatan di Kabupaten Rejanglebong.

Perburuan yang dilakukan oleh Porbi Rejanglebong sendiri masih bersifat tradisional dengan menggunakan peralatan berupa tombak dan anjing pemburu berbagai jenis seperti anjing lokal, hingga ke jenis anjing peranakan luar seperti argentino, dogo, pitbul dan terrier.

Adanya kegiatan rutin berburu babi di sejumlah kecamatan yang dinilai memiliki populasi babi terbanyak, kata Sholahudin, telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat setempat karena bisa mengurangi serangan hama babi di lahan pertanian. ***4***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015