Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu terus mengakselerasi pengembangan desa wisata berbasis budaya dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal.
 
"Pada umumnya desa wisata menawarkan atraksi wisata alam, seperti sungai, pantai, atau danau. Namun, Desa Wisata Rama Agung justru satu-satunya yang menawarkan atraksi wisata religi," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, di Bengkulu, Sabtu.
 
Menurut dia, pengembangan desa wisata tidak harus selalu berbasis keindahan alam, tetapi juga bisa berbasis budaya dan pengembangan UMKM lokal. Seperti Desa Rama Agung yang menawarkan sesuatu yang berbeda.
 
"Intinya, desa wisata tidak harus menampilkan keindahan alam semata. Menampilkan keragaman budaya juga memiliki nilai dan daya tarik tersendiri. Terlebih lagi, Desa Rama Agung dihuni oleh beragam suku dari seluruh Indonesia, seperti Bali, Jawa, dan Rejang," kata dia.
 
Pemprov Bengkulu pun mendukung upaya pengembangan desa wisata berbasis budaya dan UMKM lokal tersebut sebagai bentuk akselerasi segera terbentuknya desa wisata yang bisa mandiri.
 
Pemerintah daerah memberikan dukungan, baik dari sisi pendampingan administrasi dan hukum jika dibutuhkan pemerintahan desa. Untuk memacu motivasi desa, pemerintah daerah juga terus menggelar lomba desa wisata dengan berbagai insentif yang disediakan.
 
Bersama Bank Indonesia (BI) dan pihak terkait lainnya, pemerintah daerah juga fokus mengembangkan UMKM lokal agar dapat tumbuh berkelanjutan dan berdaya saing. Bahkan para UMKM lokal ini didorong tumbuh menjadi pemasok produk di pasar global.
 
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu Murlin Hanuzar menjelaskan melalui pengembangan desa wisata, perekonomian desa dan masyarakat setempat dapat berkembang dengan baik.
 
"Ini harus dikembangkan secara berkelanjutan sehingga bisa menjadi sumber pendapatan desa itu sendiri," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024