Pemerintah Provinsi Bengkulu mengungkapkan bahwa kondisi bencana alam yang terjadi di Provinsi Sumatera Barat memberikan dampak signifikan terhadap inflasi di Provinsi Bengkulu, khususnya di Kabupaten Mukomuko.

Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Isnan Fajri, pada Kamis (1/8), inflasi yang terus menerus tinggi di Mukomuko disebabkan oleh rusaknya infrastruktur di Sumatera Barat, yang mempengaruhi distribusi komoditas ke Mukomuko.

"Ketika kami tanya ke Pemerintah Kabupaten Mukomuko mengapa inflasi di sana tidak turun-turun, ternyata rusaknya infrastruktur termasuk jalan di provinsi tetangga (akses menuju ke Bengkulu) karena bencana alam," kata dia.

Mukomuko, yang berbatasan langsung dengan Sumatera Barat, sangat bergantung pada pasokan komoditas dari provinsi tetangga tersebut. Ketika terjadi kerusakan infrastruktur akibat bencana alam, rantai pasokan ke Mukomuko menjadi terganggu, menyebabkan lonjakan harga di daerah itu.

Isnan Fajri mengatakan kendala transportasi dari Sumatera Barat ke Mukomuko, yang memerlukan waktu tempuh 1-3 jam ke Kabupaten Pesisir Selatan dan 6-7 jam ke ibu kota Padang, menjadi lebih sulit.

Sebagai tanggapan atas situasi ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu telah mengambil berbagai langkah intervensi untuk mengalirkan komoditas pokok ke Mukomuko guna menekan tingkat inflasi.

Meskipun inflasi provinsi secara keseluruhan mengalami perlambatan, dengan Bengkulu mencatat deflasi bulanan sebesar 0,7 persen pada Juli 2024, Mukomuko tetap mencatat inflasi tahunan sebesar 2,39 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat penurunan inflasi tahunan di provinsi dari 3,64 persen pada Juni 2024 menjadi 2,31 persen pada Juli 2024, menunjukkan bahwa upaya pemerintah mulai berdampak pada stabilitas harga, meski tantangan di Mukomuko masih berlanjut.

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024