Bengkulu (Antara) - Dinas Kesehatan Kota Bengkulu mengatakan puncak tertinggi kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi Februari 2016 dengan jumlah kasus sebanyak 185.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Herwan Antoni di Bengkulu, Sabtu, mengatakan pda Januari 2016 kasus DBD kita temukan sekitar 81 kasus, dan awal Maret berkurang menjadi puluhan saja.

Jika dibandingkan pada bulan yang sama dengan tahun sebelumnya, angka temuan kasus wabah DBD Kota Bengkulu juga terbilang sangat tinggi.

Pada Februari 2015 dicatat penderita DBD berjumlah sekitar 83 orang. Oleh karena banyaknya jumlah penderita DBD pada 2016, Kota Bengkulu ditetapkan menjadi salah satu daerah dengan status kejadian luar biasa (KLB).

"Untuk mencegah timbulnya korban lebih banyak, kami serius melakukan upaya pencegahan dan penanganan," katanya.

Diantaranya upaya penanganan DBD yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, kata Herwan Antoni yakni melakukan pengasapan atau foging di area lingkungan tempat tinggal warga yang di deteksi terkena DBD.

Selanjutnya, menggelar aksi bersih lingkungan secara rutin setiap minggu. Pemerintah Kota Bengkulu juga menggelar aksi Jumat bersih dengan sasaran daerah pariwisata dan lingkungan tempat tinggal warga.

"Kita turun ikut bersih-bersih itu guna memberikan contoh dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih," ucapnya.

Aksi bersih tersebut dengan menerapkan program "3M plus", yakni menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk, menutup wadah penyimpanan air, memantau jentik nyamuk, serta menjaga kondisi agar selalu prima.

Dinas Kesehatan Kota Bengkulu juga membagikan bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk yang ada di dalam air warga. Bubuk abate tersebut kata Herwan dibagikan dengan gratis.***4***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016