Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu mengajukan penambahan sebanyak 20 unit alat "fogging" atau pengasapan untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di daerah ini.
Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Mukomuko Ruli Herlindo di Mukomuko, Minggu, menyebutkan instansinya saat ini mempunyai empat unit alat untuk fogging, di mana dua di antaranya sudah rusak.
"Untuk itu kami mengajukan penambahan 20 unit alat untuk fogging, dan pengajuan itu disampaikan pada saat pembahasan APBD 2025," katanya.
Dia mengatakan, sebanyak 20 unit alat fogging ini akan didistribusikan ke 17 puskesmas yang tersebar di 15 kecamatan daerah ini.
Dengan alat fogging sebanyak 20 unit ini, kata dia, Dinas Kesehatan bisa mengantisipasi lonjakan kasus DBD di daerah ini.
Dia mengatakan, instansinya juga mengajukan anggaran untuk operasional pengasapan sebesar Rp68 juta, selanjutnya operasional itu bisa digunakan oleh petugas puskesmas.
"Kalau ada kegiatan pengasapan di wilayah kerjanya, mereka yang melaksanakannya sendiri dan membuat surat pertanggungjawaban, lalu diajukan ke dinas ini," ujarnya pula.
Dia menjelaskan, instansinya menyiapkan alat itu di puskesmas supaya kalau ada desa yang mau fogging mandiri bisa meminjam di puskesmas, tetapi tetap atas persetujuan dari Dinas Kesehatan Mukomuko.
Sementara itu, tercatat sebanyak 545 orang terjangkit penyakit DBD sejak Januari hingga Oktober 2024, dan lima di antaranya meninggal dunia.
Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Mukomuko Ruli Herlindo di Mukomuko, Minggu, menyebutkan instansinya saat ini mempunyai empat unit alat untuk fogging, di mana dua di antaranya sudah rusak.
"Untuk itu kami mengajukan penambahan 20 unit alat untuk fogging, dan pengajuan itu disampaikan pada saat pembahasan APBD 2025," katanya.
Dia mengatakan, sebanyak 20 unit alat fogging ini akan didistribusikan ke 17 puskesmas yang tersebar di 15 kecamatan daerah ini.
Dengan alat fogging sebanyak 20 unit ini, kata dia, Dinas Kesehatan bisa mengantisipasi lonjakan kasus DBD di daerah ini.
Dia mengatakan, instansinya juga mengajukan anggaran untuk operasional pengasapan sebesar Rp68 juta, selanjutnya operasional itu bisa digunakan oleh petugas puskesmas.
"Kalau ada kegiatan pengasapan di wilayah kerjanya, mereka yang melaksanakannya sendiri dan membuat surat pertanggungjawaban, lalu diajukan ke dinas ini," ujarnya pula.
Dia menjelaskan, instansinya menyiapkan alat itu di puskesmas supaya kalau ada desa yang mau fogging mandiri bisa meminjam di puskesmas, tetapi tetap atas persetujuan dari Dinas Kesehatan Mukomuko.
Sementara itu, tercatat sebanyak 545 orang terjangkit penyakit DBD sejak Januari hingga Oktober 2024, dan lima di antaranya meninggal dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024