Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu mengupayakan pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai serta penutupan dinding dermaga pelabuhan dapat dilakukan sesegera mungkin.

"Kalau dibiarkan seperti saat ini, Pelabuhan Pulau Baai ini bisa tak ada lagi nantinya," kata Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu Rosjonsyah, di Bengkulu, Jumat.

Menurut dia, kondisi saat ini terjadi pendangkalan alur pelabuhan yang kini hanya 2,5-4 meter saja, padahal seharusnya pelabuhan mesti memiliki kedalaman alur lebih dari 8 meter.

Selain itu, dinding dermaga pelabuhan juga tergerus hingga bolong sepanjang 1,4 kilometer akibat abrasi. Hal itu menyebabkan gelombang laut langsung dari Samudera Hindia langsung masuk menerpa dermaga.

Gelombang laut itu, juga membawa pasir yang mengakibatkan pendangkalan dermaga juga terjadi. Namun menurut Plt Gubernur Rosjonsyah, biaya pengerukan alur dan penutupan dinding dermaga sangat besar dan tidak dapat di bebankan pada Pelindo atau Pemprov Bengkulu semata.

"Untuk itu tadi saya mengumpulkan seluruh lembaga terkait, forkopimda untuk membahas dan segera ditindaklanjuti, nanti kami minta pihak ketiga untuk bekerja sama seperti asosiasi batu bara khususnya, dan CPO sama-sama bekerja mengatasi pelabuhan ini," kata dia.
 
Nantinya, Pemprov Bengkulu akan mengatur regulasi yang memungkinkan pengerukan alur dan penutupan dinding dermaga bisa ditangani oleh pihak ketiga.
 
"Kalau bisa secepatnya, Januari 2025 (sudah bisa pengerukan alur dan penutupan dinding dermaga pelabuhan)," ujarnya.
 
General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Bengkulu S Joko saat rapat penanganan alur dan dinding dermaga Pelabuhan Pulau Baai menyampaikan selalu menjalin bekerja sama dan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk mengembalikan kondisi pelabuhan.

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024