Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar di Kota Bengkulu saat ini mengalami kenaikan menjadi Rp80 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram, dari sebelumnya Rp60 ribu per kilogram.
Salah satu pedagang di Pasar Tradisional Modern (PTM) Bengkulu, Marcel, mengatakan bahwa kenaikan harga cabai rawit merah disebabkan oleh kurangnya pasokan cabai dari petani.
"Kenaikan harga paling tinggi terjadi pada cabai rawit merah, yang mencapai Rp90 ribu per kilogram, dan ini sudah berlangsung sejak beberapa waktu lalu," ujar Marcel di Kota Bengkulu, Rabu.
Selain cabai rawit merah, harga cabai merah juga mengalami kenaikan, menjadi Rp60 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp40 ribu per kilogram.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu, Bujang HR, menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai di wilayah tersebut disebabkan oleh faktor cuaca buruk yang mengurangi hasil panen petani.
Saat ini, Kota Bengkulu menerima pasokan cabai dari Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang. Meski demikian, Bujang memastikan bahwa kenaikan harga cabai diperkirakan tidak akan berlangsung lama dan akan kembali stabil pada harga normal.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa dalam beberapa hari ke depan, cuaca di Provinsi Bengkulu berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang di sejumlah daerah.
Wilayah yang berpotensi mengalami hujan meliputi Bengkulu bagian utara, seperti Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Lebong, dan Kabupaten Rejang Lebong.
Potensi hujan juga diprediksi terjadi di Bengkulu bagian selatan, seperti Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Kaur. Potensi hujan tersebut disebabkan oleh adanya konvergensi di wilayah Sumatra, khususnya Provinsi Bengkulu, yang memicu pembentukan awan konvektif.
BMKG Bengkulu mengimbau masyarakat, khususnya yang berada di wilayah pesisir, untuk waspada terhadap kemungkinan angin kencang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025