Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyebutkan sejumlah warga yang memiliki rumah dekat tebing sungai di daerah ini secara mandiri membangun pengaman tebing sungai untuk mencegah bangunan rumah mereka masuk ke sungai saat longsor.
Kepala Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kabupaten Mukomuko Bambang Parianto di Mukomuko, Minggu, mencatat sebanyak 15 tebing sungai besar yang rawan longsor saat musim hujan dan mengancam rumah warga di daerah ini.
"Kami telah mengusulkan pembangunan pengaman tebing sungai ke Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII Bengkulu karena kewenangan mereka dan ada sejumlah warga yang secara mandiri membangun pengaman tebing agar rumahnya tidak masuk sungai," katanya.
Ia menyebutkan sebanyak 15 tebing sungai yang rawan longsor di daerah itu yakni di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kecamatan Ipuh, Desa Medan Jaya, Desa Pondok Kandang, Desa Teras Terunjam, Desa Pondok Kopi, Desa Lubuk Bangko, dan Desa Pondok Baru.
Kemudian, Desa Sungai Ipuh, Desa Sungai Gading, Desa Pondok Panjang, Desa Lubuk Gedang, Desa Arah Tiga, Desa Pauh Terenja, Desa Pondok Batu, Kelurahan Pasar Mukomuko.
Dia menjelaskan sejumlah warga Desa Lubuk Gedang ini membangun pengaman tebing sungai dalam bentuk bangunan beton guna penahan dapur rumahnya yang berada di pinggir tebing sungai.
"Untuk sementara ini kemungkinan bangunan rumah warga tersebut aman, tetapi kita tidak tahu berapa lama bangunan tersebut bisa bertahan," ujarnya.
Sementara itu sebanyak 15 tebing sungai besar yang rawan longsor pada saat musim hujan itu tersebar di 15 desa daerah ini dan belasan tebing sungai itu berada sangat dekat dengan permukiman penduduk dan jalan nasional.
Dari sekian banyak bangunan rumah warga yang berada dekat dengan tebing sungai tersebut, kata dia, sudah ada satu rumah masuk sungai dan tiga rumah rusak pada bagian dapurnya.
Keberadaan tebing sungai yang berada dekat permukiman penduduk itu, lanjut dia, mengancam bangunan rumah warga setempat serta fasilitas umum seperti jalan nasional di daerah ini.
"Jalan nasional yang terancam itu menghubungkan Provinsi Bengkulu dengan Sumbar. Kalau putus, maka akses dua provinsi ini juga menjadi terputus karena tidak ada jalan alternatif lain," ujarnya.
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025