Bank Indonesia menyatakan angka inflasi Provinsi Bengkulu pada 2026 mendatang diperkirakan akan tetap berada dalam rentang target nasional 2,5 plus minus 1 persen seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Adapun pada 2026, tekanan inflasi di Provinsi Bengkulu diprakirakan berada pada sasaran nasional yaitu 2,5 plus minus 1 persen dengan penguatan sinergi dan upaya pengendalian inflasi melalui kerangka GNPIP dengan berfokus kepada kelompok pangan bergejolak (volatile foods)," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu Muhammad Irfan Octama di Bengkulu, Sabtu (29/11).

Dengan terjaganya inflasi pada rentang target tersebut, perekonomian Bengkulu akan mampu tumbuh optimal. Sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi tulang punggung perekonomian Bumi Merah Putih juga akan ikut membaik karena harga-harga termasuk modal pertanian tidak mengalami lonjakan yang memberatkan para petani.

Stabilnya angka inflasi juga menjadi salah satu poin yang menjadi perhatian investor masuk membangun investasi di Bengkulu.

Kemudian, inflasi yang stabil pada rentang target nasional juga akan memberikan manfaat pada sektor konsumsi, sektor tersebut akan ikut terjaga dengan minimnya fluktuasi harga terutama bahan pokok.

Namun untuk memastikan inflasi berada pada 2,5 plus minus 1 persen kata dia perlu adanya fokus kebijakan terutama inflasi sektor pangan. Yang harus menjadi fokus yakni, adopsi teknologi dan sarana prasarana yang sampai akhir 2025 ini belum merata.

"Perlu adanya optimalisasi sarana prasarana pertanian," kata dia.

Kemudian, skala hilirisasi masih kecil terutama terkait sektor pertanian, sementara pertanian memiliki porsi besar pembentuk ekonomi Bengkulu.

Oleh karena itu, BI menilai perlu peningkatan hilirisasi pangan dan peningkatan teknologi pertanian. Kemudian, kendala lain yang harus ikut menjadi fokus adalah rantai pasok pangan masih panjang dan infrastruktur distribusi terbatas.

"Sinergi dan kolaborasi menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kestabilan inflasi ke depan. Lebih lanjut, diperlukan penguatan produktivitas dan optimalisasi anggaran untuk menjaga daya beli, penguatan ekosistem hilirisasi untuk nilai tambah ekspor, investasi berkelanjutan, dan penguatan infrastruktur industri dan logistik," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2025