Mukomuko (Antaranews Bengkulu) - Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengatakan debit air irigasi untuk mengairi sawah seluas 13.156 hektare milik petani di daerah itu berkurang signifikan dibandingkan sebelumnya.

"Belum pernah terjadi debit air irigasi yang berasal Bendung Manjuto berkurang secara signifikan. Biasanya kemarau satu bulan debit berkurang minimal delapan kubik per detik, kini panas selama 10 hari debit berkurang 5,3 kubik per detik," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mukomuko Bustari di Mukomuko, Kamis.

Ia mengataan hal itu terkait kondisi Bendung Manjuto yang berasal dari Sungai Air Manjuto yang menjadi salah satu penyuplai air irigasi untuk pengairan sawah petani setempat.

Ia memastikan, dengan kondisi Bendung Manjuto tersebut secara fungsinya debit air tersebut hanya cukup untuk mengairi sawah petani setempat. 

Sawah petani di Mukomuko (Foto Antarabengkulu)

Namun, katanya, kebiasaan petani dalam pemakaian air, kebocoran air irigasi dan ketertiban petani dalam menggunakan air sehinga debit air yang ada tersebut tidak mencukupi daerah irigasi.

"Karena kondisi tersebut sehingga membagian air irigasi ke sawah petani setempat menjadi tidak merata," ujarnya.

Menurutnya, jika hal ini berlangsung dengan interval panas seperti ini sangat dikhawatirkan sawah tidak dapat teairi dengan baik alias petani gagal panaen.

Oleh karena itu, katanya, metode yang yang akan dilakukan oleh instansi itu dengan cara melaksanakan pola giliran dalam penggunaan air, yakni pada pagi hari sawah yang menggunakan air irigasi manjuto kiri dan siang hari manjuto kanan.

Tetapi pola giliran ini harus mendapat rekomendasi dari Komisi Irigasi, kemudian rekomendasi itu menjadi keputusan bupati setempat.***3***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018