Bengkulu Selatan (Antaranews Bengkulu) - Pelaksana Tugas Bupati Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, memanggil dua pemimpin perusahaan pengolahan kelapa sawit terkait rendahnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di daerah tersebut.

Plt Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi di Manna, Sabtu, mengatakan rendahnya harga TBS yang berkisar Rp800 hingga Rp1.000 per kg tersebut memukul perekonomian petani.

Selisih harga tersebut bergantung jarak kebun dan berat timbangan pengumpul sawit.

"Kalau situasinya seperti ini, maka petani akan kesulitan membeli pupuk dan membiayai keperluan sehari-hari," ujar Gusnan.

Saat ini di Kabupaten Bengkulu Selatan hanya ada dua pabrik CPO, sehingga pemerintah daerah mensinyalir ada monopoli harga yang dilakukan oleh dua perusahaan tersebut.

"Kami akan menggaet investor luar guna membangun bisnis perkebunan yang baik," jelas Gusnan.

Sementara itu terkait fluktuasi harga TBS di tingkat petani, pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dan Peternakan setempat akan melakukan sejumlah cara, di antaranya pola penerapan diversifikasi pertanian.

Pola diversifikasi pertanian akan mengintegrasikan tanaman perkebunan dengan ternak, seperti sapi dan kambing. Kedua hewan ini cepat berkembang biak dan memiliki nilai ekonomis tinggi.

Dalam pola itu, petani tidak akan kesulitan mencari pakan ternak, sebab pakan bersumber dari rumput dan daun kelapa sawit. Adapun kotoran ternak akan menjadi pupuk organik yang bisa meningkatkan produksi perkebunan.

Berdasarkan Data Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2017, lahan kelapa sawit tercatat seluas 14.771 hektar dengan angka produksi mencapai 183 ribu ton.

Pewarta: Sugiharto P

Editor : Riski Maruto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018