Harga cabai merah di pasar tradisional Kelurahan Koto Jaya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, sejak beberapa hari terakhir mengalami kenaikan sebesar Rp15.000 dari Rp50.000 menjadi Rp65.000 per kg.

"Cabai merah naik menjadi Rp65.000 per kg karena harga cabai merah dari Kabupaten Kerinci juga naik," kata Ucok, salah seorang pedagang cabai merah di pasar tradisional Kelurahan Koto Jaya, Minggu.

Baca juga: Dinsos Mukomuko siapkan ratusan penerima bansos

Ia menyebutkan, saat ini harga cabai merah impor yang berasal dari Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, yang dijual di pasar tradisional Kelurahan Koto Jaya sebesar Rp65.000 per kg.

Sementara itu pedagang sayuran lainnya di pasar tradisional Kelurahan Koto Jaya juga menjual cabai merah kepada masyarakat setempat dengan harga sebesar Rp65.000 per kg.

"Semua pedagang di pasar ini menjual cabai merah dengan harga sebesar itu. Tidak mungkin saya menjualnya di bawah harga pasar, nanti marah pedagang lainnya," ujar padagang yang enggan disebutkan namanya saat memberikan alasan kepada pembeli yang mencoba menawarkan harga cabai merah sebesar Rp60.000 per kg.

Baca juga: Mukomuko tegakkan aturan larangan ternak liar Agustus 2019

Pedagang di pasar tradisional mingguan ini menjual cabai merah dengan harga sebesar itu karena modal yang mereka keluarkan untuk membeli cabai merah dari warga petani sayuran di daerah ini sudah tinggi.

Ia mengatakan, harga cabai merah naik sejak hari Rabu (3/7/2019), sebelumnya harga cabai merah yang dijual di sejumlah pasar tradisional lainnya sebesar Rp50.000 per kg.

Selain itu harga daging ayam potong yang dijual oleh dua orang pedagang di pasar tradisional Kelurahan Koto Jaya saat ini sebesar Rp40.000 per kg, naik sekitar Rp5.000 per kg dibandingkan sebelumnya sebesar Rp35.000 per kg.

"Harga daging ayam potong naik sejak beberapa hari yang lalu sampai sekarang ini. Belum pernah harga daging ayam potong turun di bawah Rp40.000 per kg di pasar ini," ujar pedagang daging ayam potong.

Baca juga: Mukomuko butuh fasilitas penunjang hadapi musim kemarau

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019