Produksi susu segar yang dihasilkan dua kelompok peternak sapi perah di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini mengalami penurunan drastis hingga 60 persen, karena indukannya masuk masa kering.
Kepala UPTD Puskeswan Curup, drh Firi Asdianto di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan susu sapi segar yang dihasilkan kelompok peternak sapi perah yang ada di Desa Air Bening, Kecamatan Bermani Ulu Raya dan kelompok peternak di Desa Mojorejo, Kecamatan Selupu Rejang, sebelumnya per hari mencapai 200 liter, namun kini turun menjadi 60 liter.
Baca juga: Rejang Lebong pantau anak putus sekolah
"Produksi susu yang dihasilkan peternak saat ini mengalami penurunan hingga 60 persen, karena sekarang indukan sapi sedang masuk masa kering," ujar dia.
Berkurangnya produksi susu sapi perah ini kata dia, memang disengaja oleh para peternak, karena sapi betina yang selama ini memproduksi susu sedang hamil namun tiga bulan ke depan produksi susu sapi diprediksi akan kembali normal.
Baca juga: KPP Pratama Curup ajak warga dukung reformasi perpajakan
"Akan kembali normal bahkan lebih banyak lagi karena sapi-sapi bantuan dari Pemprov Bengkulu tersebut mulai melahirkan anak-anaknya sehingga makin banyak potensi produksi susunya," tambah dia.
Produksi susu sapi yang dihasilkan dua kelompok peternak di daerah itu kata Firi, selama ini dipasarkan guna memenuhi kebutuhan susu segar bagi masyarakat setempat termasuk juga kebutuhan di outlet-outlet susu yang didirikan pelaku usaha di wilayah Kecamatan Selupu Rejang.
Sebelumnya, dua kelompok peternak di Rejang Lebong mendapat bantuan sapi perah dari Pemprov Bengkulu pada 2017 sebanyak 40 ekor dan pada 2018 sebanyak 50 ekor, setelah berkembangbiak jumlahnya saat ini mencapai 600 ekor.
Baca juga: Menanti eksekusi mati otak pembunuhan Yuyun
Baca juga: Tersangka pembunuhan duda di Rejang Lebong merupakan mantan atlit beladiri
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
Kepala UPTD Puskeswan Curup, drh Firi Asdianto di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan susu sapi segar yang dihasilkan kelompok peternak sapi perah yang ada di Desa Air Bening, Kecamatan Bermani Ulu Raya dan kelompok peternak di Desa Mojorejo, Kecamatan Selupu Rejang, sebelumnya per hari mencapai 200 liter, namun kini turun menjadi 60 liter.
Baca juga: Rejang Lebong pantau anak putus sekolah
"Produksi susu yang dihasilkan peternak saat ini mengalami penurunan hingga 60 persen, karena sekarang indukan sapi sedang masuk masa kering," ujar dia.
Berkurangnya produksi susu sapi perah ini kata dia, memang disengaja oleh para peternak, karena sapi betina yang selama ini memproduksi susu sedang hamil namun tiga bulan ke depan produksi susu sapi diprediksi akan kembali normal.
Baca juga: KPP Pratama Curup ajak warga dukung reformasi perpajakan
"Akan kembali normal bahkan lebih banyak lagi karena sapi-sapi bantuan dari Pemprov Bengkulu tersebut mulai melahirkan anak-anaknya sehingga makin banyak potensi produksi susunya," tambah dia.
Produksi susu sapi yang dihasilkan dua kelompok peternak di daerah itu kata Firi, selama ini dipasarkan guna memenuhi kebutuhan susu segar bagi masyarakat setempat termasuk juga kebutuhan di outlet-outlet susu yang didirikan pelaku usaha di wilayah Kecamatan Selupu Rejang.
Sebelumnya, dua kelompok peternak di Rejang Lebong mendapat bantuan sapi perah dari Pemprov Bengkulu pada 2017 sebanyak 40 ekor dan pada 2018 sebanyak 50 ekor, setelah berkembangbiak jumlahnya saat ini mencapai 600 ekor.
Baca juga: Menanti eksekusi mati otak pembunuhan Yuyun
Baca juga: Tersangka pembunuhan duda di Rejang Lebong merupakan mantan atlit beladiri
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019