"Kalau hari biasa penjualannya hanya berkisar 5 liter, tetapi kalau hari libur lebih dari 10 liter baik susu yang sudah dikemas dalam ukuran cup atau cangkir plastik, botol ukuran sedang maupun literan," kata Ria Pratiwi, pedagang susu di Desa Karang Jaya, Kecamatan Selupu Rejang, Kamis.
Penjualan susu produksi lokal yang sudah dikelola oleh koperasi di daerah itu tambah dia, mulai mengalami peningkatan seiring dengan promosi yang dilakukan pemkab setempat maupun yang dilakukan kelompok peternak.
Susu produksi dari kelompok peternak ini setiap harinya ditampung oleh koperasi di desa mereka dan seterusnya diolah menjadi susu yang siap dipasarkan dalam beberapa varian rasa.
"Ada 6 varian rasa antara lain rasa vanila, cokelat, strawberry, jeruk, melon dan rasa tawar. Untuk ukuran cup kami jual Rp5.000, ukuran botol Rp8.000 dan literan Rp15.000," ujarnya.
Susu yang dijualnya itu kata dia, yang membuka usaha di Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau, tepatnya di kawasan Danau Mas Harun Bestari (DMHB) itu, hanya bertahan 4 hari saja jika disimpan dalam lemari pendingin, karena diproduksi tanpa menggunakan bahan pengawet dan hanya menggunakan perasa.
Sementara itu, Andri, warga asal Kota Lubuklinggau, Sumsel, menyatakan dirinya baru pertama membeli susu produksi lokal tersebut, dan saat mencobanya langsung membeli beberapa liter susu baik yang dikemas dalam ukuran cup, botol dan kemasan kantong 1 liter.
"Ini baru mencobanya, rasanya sudah lumayan enak. Nanti kalau lewat sini saya akan beli lagi," kata Andri.
Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong menyebutkan produksi susu sapi perah yang dihasilkan dua kelompok di Kabupaten Rejang Lebong perharinya mencapai 200 liter dan yang terjual baru berkisar 50 persen saja.
Susu sapi perah ini dihasilkan dua kelompok peternak tersebar di Desa Air Bening, Kecamatan Bermani Ulu Raya dan Desa Mojorejo, Kecamatan Selupu Rejang.
