Bupati Mukomuko, Provinsi Bengkulu Choirul Huda berharap kasus pembunuhan yang dialami oleh Wina Mardiani (20), mahasiswa Universitas Bengkulu yang berasal dari daerah ini bisa cepat diselesaikan.

“Kebetulan beliau adalah anak dari kepala desa saya. Saya menyampaikan belasungkawa yang setinggi-tingginya. Mudah-mudahan keluarga yang ditinggalkan bisa kuat, sehingga kasus ini bisa diselesaikan dengan bagus, dan bisa cepat selesai,” katanya di Mukomuko, Senin.

Ia mengatakan hal itu usai membuka kegiatan deklarasi sebanyak 22 desa yang bebas buang air besar (BAB) sembarangan dan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) di Desa Lubuk Bento, Kecamatan Pondok Suguh.

Deklarasi sdesa yang bebas BAB sembarangan dan germas dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Mukomuko Ali Saftaini, Ketua Komisi III DPRD Mukomuko Wisnu Hadi, Kepala Dinas Kesehatan Desriani, pejabat eselon II, III dan IV dan aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat.
 

Ia menyatakan, seluruh masyarakat Kabupaten Mukomuko, termasuk Ketua DPRD atas nama pemerintah daerah menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya pada keluarga.

Selain itu, ia mengimbau, kepada semua masyarakat di daerah ini untuk memberikan simpati dan doa kepada ananda Wina Mardiani. Mudah-mudahan beliau diterima di sisi Allah.

Kemudian keluarga yang ditinggalkan bisa ikhlas dan keluarga yangditingalkan lebih iman dan takwa.

Wina Mardiani (20) Mahasiswi semester 5 Fakultas Ekonomi, Universitas Bengkulu, yang dinyatakan menghilang selama lima hari pada Minggu petang (8/12) akhirnta ditemukan tewas terkubur dibelakang kamar indekosnya di Kelurahan Beringin Raya, Kota Bengkulu.

Berdasarkan keterangan Kapolsek Muara Bangkahulu Kompol Jauhari mengatakan, korban ditemukan pertama kali oleh pihak keluarga yang curiga dengan bau busuk dari arah belakang kamar indekos korban.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019