Medan (ANTARA Bengkulu) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan mengembangkan tiga industri unggulan yang dapat meningkatkan perekonomian di daerah itu dan memperkuat kemandirian ekonomi secara nasional.

"Ada tiga komoditas unggulan yakni CPO, karet, dan aluminium," kata Kepala Bappeda Sumut Riyadil Akhir Lubis dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi D DPRD Sumut di Medan, Senin.

Selama ini, kata Riyadil, kebijakan yang diambil dalam perdagangan dan indutsri minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tersebut selalu diekspor ke negara tertentu.

Selanjutnya, kebijakan itu akan diubah dengan mengurangi jumlah ekspor guna diolah dan dipasarkan sebagai konsumsi dalam negeri.

Untuk memberikan hasil yang lebih baik, CPO tersebut akan diolah menjadi berbagi jenis turunan industri sehingga memperkuat dan memberikan nilai tambah ekonomi dalam negeri.

Dari penelitian yang dilalukan, ada 150 jenis produk yang dapat dihasilkan dari pengolahan CPO seperti minyak goreng, metenga, sabun, dan kosmetik.

Pengolahan tersebut dapat dilakukan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke yang dibentuk sebagai bagian dari proyek Masterplan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Setelah itu, seluruh produk hasil olahan CPO tersebut dipasarkan di dalam negeri sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap berbagai barang impor.

"Produk itu dipasarkan di dalam negeri. Dengan penduduk sekitar 250 juta jiwa, pasar kita luar biasa," katanya.

Kemudian, kebijakan atas komoditas karet yang selama ini selalu dijual dan diekspor dalam bentuk karet mentah diubah dengan pengolahan guna mendapatkan berbagai jenis barang yang dapat dijual.

Untuk memberikan hasil yang lebih maksimal, kebijakan dalam pengolahan karet tersebut sedang dipelajari di Kementerian Perindustrian.

Sedangkan secara teknis, pengolahannya dapat dilakukan dengan pembangunan "cluster" tersendiri digabung dengan KEK  Sei Mangke yang berlokasi di Kabupaten Simalungun.

"Kalau dibuat 'cluster' sendiri, bisa dibuat di Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai oleh PTPN 3," kata Riyadil.

Adapun industri aluminium akan dikembangkan dengan pusat industri di PT Inalum yang kontraknya dengan konsorsium perusahaan Jepang akan berakhir.

Selama ini, kata dia, kebanyakan aluminium yang dilebur Inalum diekspor dalam bentuk cair atau batangan sehingga tidak memberikan manfaat yang besar bagi industri dalam negeri.

Dengan pengambilalihan Inalum, Sumut dapat menjadikan aluminium yang diproduksi di tempat menjadi industri andalan guna diolah menjadi berbagai jenis komoditas.

Upaya tersebut diperkirakan tidak sulit dilakukan karena terdapat enam pabrik pengolahan aluminium di Sumut yang telah berfungsi dan memiliki kemampuan yang baik.

"Kalau tiga (industri unggulan) ini bisa direalisasikan, daya ungkit industri Sumut akan luar biasa," katanya. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013