Direktur Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu Zulki Maulub mengatakan satu orang pasien dalam pengawasan (PDP) virus korona jenis baru atau COVID-19 yang meninggal dunia mengidap penyakit batu empedu.
"Pasien ini memiliki riwayat penyakit lain yakni batu empedu dan idiopatic trombositopenia purpura atau ITP yaitu penyakit penurunan jumlah trombosit darah," jelas Zulki dalam jumpa pers di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Minggu (22/3).
Baca juga: ODP COVID-19 di Bengkulu bertambah jadi 19 kasus
Baca juga: Pandemi COVID-19, atlet PON Bengkulu batal uji coba ke luar negeri
Kata Zulki, saat menjalani perawatan di ruang isolasi RSMY Bengkulu, pasien yang merupakan warga Kota Bengkulu tersebut mengalami gejala klinis yang mirip dengan gejala COVID-19 seperti demam, batuk dan sakit tenggorokan.
Selain itu pasien perempuan berusia 60 tahun tersebut juga didiagnosa mengalami gejala infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA, sesak nafas yang disertai nyeri ulu hati dan mual muntah.
Zulki menjelaskan, pasien mulai menjalani perawatan di ruang isolasi RSMY Bengkulu pada Sabtu (21/3) lalu. Dihari yang sama, sekitar pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga: Satu pasien PDP COVID-19 di Bengkulu meninggal
Baca juga: Kondisi bayi PDP COVID-19 di Bengkulu membaik
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni dalam kesempatan yang sama menjelaskan sebelum dirawat di ruang isolasi RSMY Bengkulu pasien memiliki riwayat perjalanan ke Yogyakarta.
Rinciannya, pada 12 Februari 2020 pasien pergi dari Bengkulu ke Yogyakarta, pada 18 Februari 2020 pasien pergi dari Yogyakarta ke Jakarta. Pada 22 Februari pasien dari Jakarta kembali lagi ke Yogyakarta. Pada 12 Maret pasien pergi dari Yogyakarta ke Jakarta dan baru pada 17 Maret pasien kembali ke Bengkulu dari Jakarta.
"Pada saat di Yogyakarta antara tanggal 22 Februari hingga 12 Maret 2020 pasien kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19 di Yogyakarta. Informasi konfirmasi COVID-19 di Yogyakarta didapatkan pada tanggal 20 Maret melalui keluarga pasien," jelas Herwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020
"Pasien ini memiliki riwayat penyakit lain yakni batu empedu dan idiopatic trombositopenia purpura atau ITP yaitu penyakit penurunan jumlah trombosit darah," jelas Zulki dalam jumpa pers di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Minggu (22/3).
Baca juga: ODP COVID-19 di Bengkulu bertambah jadi 19 kasus
Baca juga: Pandemi COVID-19, atlet PON Bengkulu batal uji coba ke luar negeri
Kata Zulki, saat menjalani perawatan di ruang isolasi RSMY Bengkulu, pasien yang merupakan warga Kota Bengkulu tersebut mengalami gejala klinis yang mirip dengan gejala COVID-19 seperti demam, batuk dan sakit tenggorokan.
Selain itu pasien perempuan berusia 60 tahun tersebut juga didiagnosa mengalami gejala infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA, sesak nafas yang disertai nyeri ulu hati dan mual muntah.
Zulki menjelaskan, pasien mulai menjalani perawatan di ruang isolasi RSMY Bengkulu pada Sabtu (21/3) lalu. Dihari yang sama, sekitar pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga: Satu pasien PDP COVID-19 di Bengkulu meninggal
Baca juga: Kondisi bayi PDP COVID-19 di Bengkulu membaik
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni dalam kesempatan yang sama menjelaskan sebelum dirawat di ruang isolasi RSMY Bengkulu pasien memiliki riwayat perjalanan ke Yogyakarta.
Rinciannya, pada 12 Februari 2020 pasien pergi dari Bengkulu ke Yogyakarta, pada 18 Februari 2020 pasien pergi dari Yogyakarta ke Jakarta. Pada 22 Februari pasien dari Jakarta kembali lagi ke Yogyakarta. Pada 12 Maret pasien pergi dari Yogyakarta ke Jakarta dan baru pada 17 Maret pasien kembali ke Bengkulu dari Jakarta.
"Pada saat di Yogyakarta antara tanggal 22 Februari hingga 12 Maret 2020 pasien kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19 di Yogyakarta. Informasi konfirmasi COVID-19 di Yogyakarta didapatkan pada tanggal 20 Maret melalui keluarga pasien," jelas Herwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2020