Paris (Antara/AFP) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry Senin mengatakan bahwa upaya pemimpin Suriah Bashar al-Assad untuk terpilih kembali akan memperpanjang perang saudara di negara itu.
"Jika dia berpikir dia akan memecahkan masalah dengan mencalonkan diri lagi untuk pemilihan (presiden), saya bisa katakan kepadanya, saya berpikir bahwa pasti perang ini tidak akan berakhir dalam kasus selama dia ada di sana," kata Kerry setelah pembicaraan dengan para pejabat Liga Arab di Paris.
Pernyataannya itu muncul setelah Bashar mengatakan kepada televisi Lebanon bahwa dia tidak melihat "adanya alasan" mengapa ia tidak mencalonkan diri dalam pemilu berikutnya.
Tetapi Kerry mengatakan, oposisi Suriah tidak akan pernah setuju Bashar tetap berkuasa.
"Saya tidak tahu siapa yang percaya oposisi akan menyetujui
Bashar al-Assad menjadi bagian dari pemerintah (mendatang)," kata Kerry.
"Dia telah melakukan serangan bom dan gas terhadap rakyat di negaranya ... Bagaimana bisa orang ini mengklaim akan memerintah berdasarkan setiap legitimasi di masa depan?"
Menjelang pembicaraan antara kekuatan Barat dan Arab serta oposisi di London Selasa, Kerry mengatakan Washington akan terus mendukung unsur-unsur moderat di antara mereka yang menentang rezim.
"Kami fokus pada membantu oposisi moderat," katanya.
"Kami akan melanjutkan ... karena kami percaya Anda perlu untuk nerunding."
Negara-negara Barat dan Arab mendorong oposisi untuk mengambil bagian dalam perundingan perdamaian yang direncanakan di Jenewa bulan depan, meskipun beberapa kelompok pemberontak di lapangan
telah menolak negosiasi.
Ditanya tentang Iran mengambil bagian dalam pembicaraan di Jenewa itu, Kerry mengatakan, Teheran akan harus terlebih dahulu menerima prinsip pemerintahan transisi yang disetujui pada
perundingan putaran pertama di kota Swiss tahun lalu.
"Iran belum menerima pelaksanaan Jenewa 1, sehingga sangat sulit untuk melihat bagaimana hal itu dapat menjadi konstruktif," kata Kerry.
"Jika mereka menerima Jenewa 1 dan ingin menjadi konstruktif ... masalahnya menjadi lain."