Denpasar (ANTARA Bengkulu) - Realisasi ekspor aneka barang kerajinan termasuk perhiasan berbahan baku perak buatan perajin Bali masih ramai untuk memenuhi permintaan konsumen negara tetangga Australia.
"Kami masih tetap mengirim perhiasan sesuai permintaan mitra bisnis asal Australia, tidak terlalu berpengaruh pada memanasnya politik antarkedua negara tersebut," kata seorang eksportir Bali Wayan Wijaya di Denpasar, Jumat.
Perajin perak dan perhiasan lainnya tetap berproduksi untuk melayani permintaan pasar termasuk yang datang dari rekan bisnisnya di Australia, karena antarpengusaha kerajinan belum ada hambatan dalam ekspor-impor aneka barang seni tersebut.
Memanasnya hubungan politik antara Indonesia dan Australia tidak akan berpengaruh cepat terhadap perkembangan dunia pariwisata maupun ekspor nonmigas Bali ke negeri tetangga tersebut.
Wijaya menambahkan, perajin dan pengusaha perhiasan perak Bali yang mampu memproduksi aneka hiasan bernilai seni dalam jumlah banyak, kini memerlukan pasar ke mancanegara alias pasar ekspor termasuk ke Australia.
"Kami sekarang memerlukan pasar supaya bisa menjual hasil kerajinan masyarakat Desa Celuk, pusat kerajinan perak Bali," kata pengusaha muda yang juga membina usaha koperasi kerajinan perak di daerahnya untuk barang ekspor.
Wayan Wijaya yang mempekerjakan puluhan perajin dari berbagai keahlian di bidang perhiasan perak itu memproduksi mata dagangan bernilai seni dengan rancang bangun sesuai perkembangan zaman yang berisi muatan domestik.
Berbagai jenis binatang berbahan baku kerang yang diisikan hiasan perak berukir khas Bali, memiliki ciri khas sehingga banyak dipesan konsumen luar negeri terutama yang datang dari Amerika Serikat, Eropa dan Australia.
Perajin perak sudah mampu memproduksi dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat sesuai permintaan konsumen, namun produksi yang banyak itu sekarang memerlukan pasar yang lebih luas, tutur Wayan Wijaya, pria yang tekun di bisnisnya itu.
Pasar perhiasan perak di Australia kini semakin berkembang, tutur Wayan Wijaya, sambil menunjukkan berbagai jenis kerajinan berbahan baku kerang yang dipadukan dengan perak, mampu menguasai pasar luar negeri saat ini.
Sementara itu Dinas Perindag Bali mencatat bahwa perdagangan aneka barang nonmigas Bali ke Australia selama Januari-Juni 2013 mencapai 16,8 juta dolar AS atau rata-rata menghasilkan 2,8 juta dolar per bulan angka yang cukup bagus.
Perolehan devisa sebanyak itu merupakan hasil perdagangan aneka kerajinan yang disajikan pengusaha kecil dan kerainan milik rakyat, maka perdagangan luar negeri itu sebagian besar dinikmati pengusaha kecil dan kerajinan pulau Dewata. (Antara)
Ekspor perhiasan ke Australia tetap ramai
Jumat, 29 November 2013 12:09 WIB 1639