Kotabaru (ANTARA) - Sejumlah petani di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan akhir-akhir ini resah disebabkan harga pupuk nonsubsidi dan beberapa jenis obat-obatan terus menlonjak.
"Saat ini harga pupuk urea jenis granul sekitar Rp450.000 per zak dan urea biasa Rp525.000 per zak (isi 50kg)," kata seorang petani di Kelumpang Hulu, Kabupaten Kotabaru, Abu Ginan, Senin.
Selain harganya menurut petani mahal, keberadaan pupuk juga tidak selalu ada, atau sesuai kondisi petani saat melakukan pemupukan tanaman.
"Kami masih harus memesan terlebih dahulu untuk membeli pupuk urea biasa, bisa satu minggu atau lebih baru ada," ujarnya.
Bahkan saat ini yang tersedia jenis granul, untuk urea biasa belum dapat dipastikan kapan tersedia.
Ia mengaku terlambat mendapatkan informasi saat pupuk datang, bisa dipastikan tidak kebagian, karena pupuk sudah habis dibeli petani lain yang sama sama membutuhkan pupuk.
Selain harga pupuk, obat-obatan atau racun jenis kontak dan yang lainnya juga naik dari Rp75.000 per liter menjadi sekitar rp80.000-Rp95.000 per liter.
Hal yang sama juga dirasakan oleh petani di Kelumpang Selatan, Abu Bakar, ia sering lambat memupuk tanamannya karena sulit mendapatkan pupuk yang berkualitas tersebut.
"Membeli pupuk nonsubsidi saja tidak selalu tersedia, apalagi pupuk subsidi mungkin langka barangnya," terangnya.
Sebelumnya, Komisi II DPRD Kotabaru meminta instansi terkait melakukan penertiban kembali distribusi pupuk bersubsidi, sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi penggunaan tidak tepat sasaran.
"Kalau di lihat dari kuotanya, kebutuhan akan pupuk sudah terpenuhi, namun apabila ada petani yang tidak mendapatkannya mungkin perlu adanya penertiban distribusi pupuk," kata anggota Komisi II DPRD Kotabaru, Hj Alfisah.
Sebagai daerah yang memiliki areal pertanian dan perkebunan yang cukup luas, ketersediaan pupuk dan obat-obatan pertanian juga harus tetap dijaga.
Karena bercocok tanam tanpa ada pemupukan hasilnya akan tidak maksimal.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kotabaru, HM Mukni AF menyatakan, petani di daerah ini mulai mengalami kesulitan untuk memperoleh pupuk untuk menyuburkan tanaman di lahan pertanian mereka.
"Selain harganya cukup mahal, barangnya pun saat ini masuk langka," jelas Mukni.
Anehnya, di Kotabaru namun informasi yang berkembang, lanjut kader Golkar itu, di daerah Kalimantan Tengah pupuk mudah didapatkan.
Menurutnya, pemerintah seharusnya tidak pilih kasih dalam penyaluran pupuk.
Dia mengakui, daerah Kalteng memang telah ditetapkan pemerintah pusat menjadi lumbung padi nasional, sehingga distribusi pupuk cukup lancar.
Namun daerah lain, seperti Kalsel tidak berarti tidak ada pertanian dan tidak memerlukan pupuk. Sehingga petani di Kotabaru harus kesulitan untuk mendapatkan pupuk.
"Petani di Kotabaru juga mengolah lahan, menanam padi dan bercocok tanam, di mana mereka juga perlu pupuk yang cukup," terangnya.
Petani resah harga pupuk nonsubsidi melonjak
Senin, 3 Januari 2022 15:21 WIB 1333