Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyampaikan tiga hal kepada MER-C, organisasi sosial kemanusiaan untuk korban perang, konflik dan bencana alam yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan kesehatan.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad saat menyambangi Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta, Jumat (25/3).
Kunjungan Pimpinan MER-C tersebut diterima langsung oleh Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin.
“Pertama mereka meminta kami untuk mempertimbangkan pengiriman tenaga medis dan obat-obatan secepatnya ke Ukraina untuk menolong para korban. Kedua, mereka meminta kami menyampaikan kepada Pemerintah Indonesia untuk merespon bantuan kemanusiaan bagi Ukraina. Dan yang terakhir mereka berharap agar MER-C membantu menyampaikan kepada pemerintah Indonesia untuk dapat bersuara dalam rangka menghentikan segera perang berskala besar ini,” ucap Sarbini dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Sebagai sebuah NGO yang berfokus pada kemanusiaan dan perdamaian, konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina turut menjadi fokus perhatian MER-C.
“Hari ini kami bertemu dengan Dubes Ukraina untuk Indonesia. Kami juga sudah mengajukan pertemuan dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia. Semoga dalam waktu dekat kami bisa segera bertemu dengan Duta Besar Rusia,” harap Sarbini.
Hal ini dilakukan oleh MER-C karena Rusia dan Ukraina adalah sahabat yang baik bagi Indonesia.
Lebih lanjut Sarbini mengatakan bahwa Indonesia seharusnya bisa menjadi penengah dalam konflik ini. Ia juga meyakini Indonesia memiliki kemampuan itu.
“Kami yakin Indonesia mampu. Segera kami akan mengkomunikasikan hasil pertemuan ini kepada Pemerintah Indonesia,” ujarnya.
Sarbini mengungkapkan tujuan kunjungan MER-C adalah murni dalam kerangka kemanusiaan, tidak berkaitan dengan politik.
Sebagai NGO yang berfokus pada kemanusiaan dan perdamaian serta telah memiliki pengalaman di berbagai wilayah perang dan konflik baik di dalam maupun di luar negeri, MER-C mempunyai tanggung jawab moral untuk turut mengambil peran dalam rangka mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar.
Selain itu, pertemuan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi langsung dari tangan pertama mengenai situasi dan permasalahan kemanusiaan yang ada.
Sebelumnya, Vasyl Hamianin mengatakan rakyat Ukraina bersatu padu dan berjuang sekuat tenaga menghadapi invasi Rusia.
Ia mengatakan ketangguhan bangsa Ukraina menghadapi Rusia serupa saat bangsa Indonesia masih melawan penjajah di masa lalu.
“Dalam satu bulan ini kami telah bersatu padu, berjuang sekuat tenaga menghadapi Rusia. Kami setangguh Indonesia ketika melawan penjajah Belanda,” ujar Dubes Vasyl Hamianin seperti dikutip dalam siaran pers, Kamis.
Menurut Dubes, Ukraina, yang dulu masih menjadi bagian dari Republik Soviet Sosialis Ukraina, adalah bangsa di Eropa Timur yang ikut memperjuangkan agar kemerdekaan Indonesia dibahas di Dewan Keamanan PBB.
Saat itu Indonesia sendiri membutuhkan dukungan minimal satu negara anggota PBB agar permasalahannya dibahas di Dewan Keamanan, ujarnya. Berkat Dmitry Manuilsky, ketua utusan Ukraina, sengketa Indonesia-Belanda kemudian menjadi sengketa internasional sepenuhnya, katanya.
PBB mencatat lebih dari 3,6 juta orang Ukraina telah meninggalkan negaranya, dan 6,5 juta lainnya telah mengungsi di Ukraina.