Teheran (Antara/Xinhua-OANA) - Iran telah mendeteksi dan menggagalkan "sabotase" terhadap instalasi reaktor air beratnya, Arak, kata seorang pejabat senior Iran, Sabtu (15/3).
"Dengan bantuan Kementerian Interlijen dan lembaga lain keamanan di negeri ini, termasuk yang berada di seberang lokasi Arak, digagalkan selama beberapa bulan belakangan," kata Asghar Zarean, Wakil Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), sebagaimana dikutip media setempat.
Namun Zarean tidak memberi perincian mengenai "sabotase" tersebut, yang ditujukan terhadap instalasi nuklir Arak, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
Industri prasarana dan penting, termasuk industri nuklir, adalah sasaran utama sabotase oleh musuh Iran, kata Zarean. Ia menambahkan Teheran telah meluncurkan laboratorium untuk menangani sabotasi itu.
Kementerian Intelijen Iran sebelumnya mengumumkan Iran telah mendeteksi dan menggagalkan serangan virus terhadap sistem nuklir di Negara Persia tersebut.
Pada Oktober 2010, Iran menyatakan "cacing' komputer Stuxnet menyerang 30.000 alamat IP di Iran, termasuk komputer pribadi staf di pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di negeri itu, Bushehr. Teheran menyatakan Israel berada di belakang perbuatan tersebut.
Teheran dan Barat terlibat pertikaian mengenai energi nuklir Iran. Perundingan telah berulang kali dilakukan.
Pada Sabtu (8/3) beberapa pejabat Iran memuji kemajuan pembicaraan nuklir tingkat ahli belum lama ini, sementara Kepala AEOI Ali-Akbar Salehi mengatakan kemajuan baik dicapai dalam babak paling akhir pembicaraan tingkat ahli antara Iran dan enam negara utama di Ibu Kota Austria, Wina.
"Berdasarkan laporan dari pertemuan itu, telah dicapai kemajuan baik," kata Salehi. "Jika pihak lain memperlihatkan i'tikad baik, hasil positif akan dicapai."
Pembicaraan tingkat ahli tersebut, yang diselenggarakan dari 5 sampai 7 Maret di Wina, bertujuan merancang kesepakatan akhir mengenai program nuklir kontroversial Iran, setelah kesepakatan sementara dicapai antara Iran dan Kelompok P5+1 pada 24 November 2013.
Salehi mendesak negara besar dunia agar meraih peluang itu dan memanfaatkan pembicaraan tersebut guna menyesaikan sengketa selama satu dasawarsa antara Barat dan Iran mengenai program nuklir Negara Persia itu.
Hamid Baeidinejad, pemimpin tim perunding nuklir tingkat ahli Iran mengatakan sebelum babak baru pembicaraan nuklir tingkat tinggi tersebut di Wina, pembicaraan itu bermanfaat dan topik yang diajukan oleh kedua pihak dibahas selama pembicaraan serius.
Pernyataan dikeluarkan oleh para pejabat nuklir Iran berbarengan dengan kedatangan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton guna membahas masalah nuklir Iran dan hubungan antara Iran dan Eropa. Catherine Ashton bertemu dengan presiden Iran, menteri luar negeri dan ketua parlemen selama ia berada di Teheran.
Ali Mohammad Ali, seorang anggota Komite Perencanaan dan Anggaran di Parlemen Iran mengatakan kunjungan Catherine Ashton akan membuka babak baru dalam dalam hubungan ekonomi bilateral antara Iran dan blok Eropa tersebut.
Seorang lagi anggota parlemen Iran mengatakan kunjungan Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa itu dapat memfasilitasi penerapan kesepakatan nuklir yang dicapai sebelumnya antara Iran dan negara besar dunia.
Iran gagaljan "sabotase" terhadap instalasi nuklir
Minggu, 16 Maret 2014 10:23 WIB 1254