Kuala Lumpur (ANTARA) - Pemerintah Malaysia mengutuk keras insiden penodaan terhadap Al Quran di Den Haag, Belanda, pada Minggu (22/1) oleh Edwin Wagensveld, seorang ekstremis anti Islam dan pemimpin sayap kanan.
Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam keterangannya di Putrajaya, Jumat, menyebutkan Malaysia terkejut dengan tindakan-tindakan Islamofobia yang terjadi dalam beberapa hari, meskipun sebelumnya telah menuai kecaman global.
Malaysia menegaskan bahwa kefanatikan, rasisme dan segala bentuk penodaan terhadap kitab suci agama apa pun tidak dapat diterima dan harus dikutuk.
Hak atas kebebasan berekspresi memiliki tanggung jawab dan tidak boleh disalahgunakan, kata keterangan itu.
“Kami mendesak semua pihak berkepentingan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk lebih mendorong dialog, pengertian, dan untuk mempromosikan semangat hidup berdampingan secara damai di antara berbagai agama dan budaya untuk mencapai perdamaian dan keharmonisan dalam komunitas global yang beragam,” kata Kemenlu Malaysia.
Malaysia meminta PBB, Organisasi Kerja sama Islam (OIC) dan Dewan Hak Asasi Manusia (HRC) untuk segera mengatasi masalah yang mengkhawatirkan itu.
Mereka juga diminta untuk menemukan langkah-langkah damai dalam mempromosikan penghormatan penuh dan perlindungan kitab suci agama di seluruh dunia.
Sebuah video yang beredar di media sosial pada Senin (23/1) memperlihatkan Wagensveld merobek sejumlah halaman salinan Al Quran dan membakar sobekan halaman itu di dalam panci.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Malaysia kutuk penodaan Al Quran di Belanda