Samosir, Sumut (Antara) - Nelayan di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, mengkhawatirkan punahnya ikan pora-pora di perairan Danau Toba kawasan daerah ini, dengan berkembangbiaknya ikan perak sebagai pemangsa.
"Ikan perak itu merupakan predator, kini tangkapan ikan pora-pora semakin berkurang," kata Ronald Simarmata, seorang nelayan di Pangururan, Senin.
Ronald meminta pemerintah bertindak sigap untuk memusnahkan ikan bersisik perak supaya ikan pora-pora yang menjadi ciri khas di perairan Danau Toba dan makanan pokok masyarakat itu, tidak terancam punah.
Ronald mengatakan, ikan predator tidak memiliki nilai ekonomis yang baik, harganya Rp800 per satu kilogram karena kebanyakan tulang dan tidak bergizi.
"Ikan pora-pora satu kilogram Rp3.000, dan memiliki kandungan gizi yang tinggi," kata Ronald.
Rajoli Sitanggang, warga Kecamatan Pangururan menyebutkan, berkurangnya tangkapan ikan pora-pora telah berlangsung dalam tiga bulan.
"Tidak ada lagi pedagang yang menjual ikan pora-pora di pasar, bahkan di jala apung kosong. Nelayan resah, masyarakat terancam hanya makan nasi putih," kata Rajoli.
Alumni Insitut Pertanian Bogor ini berencana mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo mengenai menghilangnya ikan pora-pora dari perairan Danau Toba.
"Kami harapkan perhatian dan kepedulian Pak Jokowi," ujar Rajoli yang menyebutkan Di Samosir kemenangan Jokowi dan JK mencapai 94,7 persen. ***3***