Pemimpin Jepang-Korsel tingkatkan hubungan
Jumat, 17 Maret 2023 9:17 WIB 958
Pidato Yoon disampaikan setelah kedua negara merundingkan solusi untuk kompensasi bagi warga Korea yang menjadi korban kerja paksa Jepang selama Perang Dunia II.
Isu tersebut sejak lama mengganggu hubungan bilateral kedua negara. Yoon berupaya menyelesaikan perselisihan tersebut, termasuk dengan beberapa kali bertemu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Dalam pidatonya, Yoon menegaskan pentingnya kerja sama trilateral antara Korea Selatan, Amerika Serikat dan Jepang.
Di bawah pemerintahan Yoon, ketiga negara melanjutkan berbagai aktivitas trilateral dalam upaya bersama mengatasi ancaman program senjata nuklir Korea Utara.
"Kerja sama trilateral antara Republik Korea, AS dan Jepang menjadi lebih penting dari sebelumnya guna mengatasi krisis keamanan, termasuk ancaman nuklir Korea Utara yang terus meningkat dan berbagai krisis global," kata dia.
Baca juga: Warga Jepang tetap pakai masker di tengah pelonggaran aturan
Baca juga: Minggu depan, Korsel akhiri wajib masker di transportasi umum
Yoon juga memperingatkan bangsanya untuk tidak mengulangi kesalahan masa lampau, dengan mengatakan hilangnya kedaulatan di tangan Jepang adalah akibat kegagalan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia yang terus berubah.
"Kita harus menyatukan kearifan kita untuk mencari cara mengatasi krisis yang kita hadapi: rangkaian krisis global, ancaman nuklir Korea Utara, dan situasi keamanan yang buruk, serta masyarakat yang semakin terfragmentasi dan terpolarisasi," kata dia.
"Jika kita gagal membaca kecenderungan sejarah dunia yang terus berubah dan tidak mempersiapkan masa depan dengan baik, maka kemalangan di masa lalu sudah pasti terulang," tambahnya.
Yoon menyeru masyarakat agar mengingat sejarah bangsa, dengan mengatakan "entah sejarah itu mulia atau memalukan," tetaplah harus diingat "demi melindungi masa depan kita dan mempersiapkan masa yang akan datang."
Dia secara khusus menyeru masyarakat agar mengingat para patriot bangsa yang telah berkorban demi kebebasan dan kemerdekaan negara itu. Jika tidak mengingat hal itu, maka Korea Selatan tidak akan memiliki masalah depan, sambung dia.
Sumber: Kyodo-OANA