"Jadi keilmuan, pendidikan dan ijazah yang diterima mahasiswa lulusan itu standarnya sama se ASEAN, dengan begitu para lulusan memiliki kesempatan yang besar bekerja dimana saja di kawasan ASEAN," kata Rektor UNIB Dr Retno Agustina Ekaputri di Bengkulu, Selasa.
Dengan standar yang setara, generasi muda yang ingin menempuh pendidikan di universitas pun juga dapat memilih perguruan tinggi mana saja se ASEAN, termasuk seluruh perguruan tinggi di Indonesia tentunya.
"Mereka tidak perlu cemas, ketika lulus, apakah keilmuan dan ijazahnya bisa diterima di dunia kerja di negara lain. Oleh karena itu perlu terstandar. Contohnya, mahasiswa dari negara yang ada di kawasan ingin kuliah di Indonesia, mereka tak perlu cemas apakah ijazahnya bisa diterima saat kembali ke negaranya, begitu juga sebaliknya," ucap Retno.
Kolaborasi ASEAN tentunya juga mendorong percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di kawasan. Sehingga, ASEAN menjadi lebih tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan global.
"Dengan kolaborasi, bisa sharing pengetahuan, ilmu dan teknologi apa yang tidak punya tapi negara lain di kawasan punya, begitu juga sebaliknya. Juga pertukaran mahasiswa, dosen bahkan bisa saling mengajak profesor di perguruan tinggi se ASEAN untuk berbagai ilmunya," kata dia.
Apalagi, zaman digitalisasi juga mendukung untuk lebih cepat berbagi pengetahuan, pendidikan, dan kelas mengajar pun tidak perlu lagi harus datang ke kampus-kampus, cukup lewat koneksi dalam jaringan (daring).
"Jadi kolaborasi ASEAN begitu penting di berbagai sektor termasuk sosial, pendidikan, keilmuan dan teknologi," ujar Dr Retno Agustina Ekaputri.