Beijing (ANTARA) - Hari Bahasa China ke-14 di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis diperingati dengan berbagai aktivitas di markas PBB, Brazil, Arab Saudi, China, dan beberapa negara lain.
"Hari ini menandai 14 tahun Hari Bahasa China di PBB," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Wang Wenbin di Beijing, Kamis.
"Bahasa China merupakan salah satu dari enam bahasa resmi di PBB dan salah satu bahasa yang paling banyak penuturnya di dunia," katanya, menambahkan.
Wang menyebutkan bahwa lebih dari 180 negara telah memiliki program Bahasa Mandarin dan 82 negara di antaranya memasukkan Bahasa Mandarin dalam kurikulum nasionalnya.
Jumlah orang yang belajar bahasa Mandarin di luar negeri, lanjut dia, telah mencapai lebih dari 30 juta orang dan hampir 200 juta orang telah menggunakan bahasa Mandarin di luar China.
Untuk memperingati Hari Bahasa Mandarin di PBB yang ke-14, Center for Langauge Education and Cooperation (CLEC) bersama dengan mitra globalnya meluncurkan Hari Bahasa Mandarin Internasional.
"Penerapan bahasa Mandarin secara luas, termasuk di PBB melambangkan kerja sama yang erat antara China dan PBB," kata Wang.
Pihaknya menyambut baik masyarakat internasional yang berkeinginan mempelajari bahasa Mandarin.
"Kami juga berharap akan lebih banyak lagi wartawan asing yang mengajukan pertanyaan dalam bahasa Mandarin pada konferensi pers harian kami," kata Wang dalam konferensi pers rutin.
Beberapa pekan yang lalu, Presiden Xi Jinping dalam program Peradaban Global yang diprakarsainya (GCI) menyerukan upaya bersama untuk mendorong rasa saling menghormati perbedaan peradaban dan menegakkan kesetaraan, saling belajar, dialog, dan inklusif antar-peradaban setiap negara.
"China siap memajukan pertukaran dan kerja sama bahasa Mandarin dan menggunakan bahasa Mandarin sebagai jembatan untuk memperkuat pertukaran antarmasyarakat dan interaksi budaya sehingga masyarakat kita bisa lebih dekat lagi," ujar Wang.
Dalam konferensi pers tersebut, diputar ucapan selamat Hari Bahasa Mandarin di PBB oleh para pejabat kantor perwakilan asing di China dan sejumlah akademisi dari Afrika, Eropa, dan Asia.