Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menekankan pentingnya kesiapan dalam mengadopsi kecerdasan artifisial (AI) untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi ekonomi yang dihadirkan oleh teknologi tersebut.
"Paparan tadi mengingatkan kita betapa pentingnya kita menyiapkan diri untuk merangkul AI, bersiap untuk AI, dan mengoptimalkan kecerdasan artifisial sepenuhnya," kata Meutya di Jakarta, Senin.
Meutya mengutip studi PwC tahun 2023 yang menunjukkan bahwa kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) diproyeksikan bisa memberikan sumbangan hingga 1 triliun dolar AS atau sekira Rp15,9 kuadriliun terhadap produk domestik bruto wilayah ASEAN pada 2030.
Berdasarkan hasil studi tersebut, dia mengatakan, Indonesia berpotensi memperoleh hasil hingga 366 miliar dolar AS atau Rp5,8 kuadriliun, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga menjadi 18,8 persen.
Meutya menyampaikan bahwa angka tersebut jauh melampaui target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen yang telah ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Jadi kalau kita betul-betul bisa mengadopsi itu, berarti target dari Presiden bisa tercapai," kata dia.
Menkomdigi menyampaikan, Presiden Prabowo menekankan bahwa transformasi digital merupakan langkah strategis untuk mengatasi ketimpangan digital dan mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi pada 2034.
Dia juga mengatakan bahwa kerja sama Kementerian Komunikasi dan Digital dengan Microsoft dalam program elevAIte Indonesia selaras dengan visi Presiden.
"Kita melihat program ini harus menjadi program yang mampu membekali generasi muda dengan tenaga kerja, dengan keterampilan AI yang sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat," kata dia.
Menkomdigi menekankan pentingnya kesiapan dalam mengadopsi AI
Senin, 2 Desember 2024 16:29 WIB 197