Jakarta (Antara) - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Tjipta Lesmana berpendapat bahwa ada kaitannya dengan kasus Obor Rakyat yang tidak selesai, dibalik pemberhentian Kepala Polri Jenderal Pol Sutarman yang seharusnya masih menyisakan sekitar sembilan bulan lagi.
"Menurut saya terlalu buru-buru pergantiannya, kemungkinan ada kaitannya dengan kasus Obor Rakyat yang belum selesai sampai sekarang, makanya Sutarman cepat diberhentikan," kata Tjipta Lesmana setelah mengadakan diskusi di kawasan Cikini,Jakarta Pusat, Sabtu.
Ia berpendapat Jenderal Pol Sutarman tidak berhasil mengungkap kasus Obor Rakyat hingga selesai, yang pada saat itu muncul ketika masa kampanye Jokowi-JK.
"Kemungkinan dengan tidak selesainya kasus itu, ada sedikit ketidaksukaan dari para petinggi negara yang menjadi sasaran Obor Rakyat," kata Tjipta.
Tabloid Obor Rakyat telah menerbitkan dua edisi dan beredar pada sejumlah pondok pesantren, serta masjid di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada masa kampanye Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014.
Edisi pertama Tabloid Obor Rakyat mengangkat tema bertajuk "Capres Boneka", sedangkan edisi kedua bertemakan "1001 Topeng Pencitraan".
Tim advokasi Jokowi - Jusus Kalla menganggap isi tabloid berupa serangan isu tersebut, telah menyinggung persoalan suku, agama dan ras, serta isu lainnya terhadap Presiden Joko Widodo.
"Atas alasan ketidakselesaian kasus itu, maka banyak pihak yang mendesak segara diganti Kapolri-nya, maka itu Budi Gunawan dicalonkan," tegas Tjipta. ***2***