PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin, dengan saham tercatat naik 24,44 persen ke posisi Rp560 dari harga penawaran Rp450 per saham, atau menembus Auto Reject Atas (ARA).
Saham RMKO dibuka berada di level tertinggi Rp560 per saham dan level terendah Rp560 per saham. Total frekuensi perdagangan 998 kali dengan volume perdagangan 42,507 saham dan nilai transaksi hari Rp2,38 miliar.
Direktur Utama RMKO Vincent Saputra menjelaskan, perseroan menawarkan sebanyak 250 juta saham biasa atas nama atau setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO, dengan nilai nominal Rp100 setiap saham yang seluruhnya terdiri dari saham baru.
Lanjutnya, perseroan menetapkan harga penawaran umum sebesar Rp450 per lembar saham, sehingga berhasil memperoleh dana segar sebesar Rp112,5 miliar dalam aksi korporasi ini.
Terkait dengan penggunaan dana hasil IPO, dia menjelaskan seluruhnya perseroan akan menggunakannya untuk modal kerja, dalam mendukung kegiatan usaha berupa pembelian bahan bakar (fuel) untuk kegiatan operasi alat-alat berat.
Selain itu, juga untuk pembelian pelumas, pembelian suku cadang alat-alat berat, dan pemeliharaan alat berat, kendaraan dan mesin yang dimiliki oleh perseroan.
Dalam IPO ini, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek yaitu PT Victoria Sekuritas Indonesia (VSI).
Vincent melanjutkan aksi IPO ini akan mendukung perseroan untuk meningkatkan layanan jasa penunjang pertambangan dan logistik yang terintegrasi di Sumatera Selatan.
“Saat ini, perseroan masih fokus mendukung kinerja grup dengan menggarap tambang in-house milik anak usaha RMKE dan ke depannya juga akan menyediakan jasa pertambangan serta pengangkutan batubara dari tambang-tambang nongrup di Muara Enim dan Lahat," ujar Vincent.
"Kami juga sangat mengapresiasi kepercayaan serta dukungan dari investor yang telah berpartisipasi pada IPO RMKO sehingga tercapai oversubscribed sebanyak 166,02 kali," tambah Vincent.
Saham RMKO dibuka berada di level tertinggi Rp560 per saham dan level terendah Rp560 per saham. Total frekuensi perdagangan 998 kali dengan volume perdagangan 42,507 saham dan nilai transaksi hari Rp2,38 miliar.
Direktur Utama RMKO Vincent Saputra menjelaskan, perseroan menawarkan sebanyak 250 juta saham biasa atas nama atau setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO, dengan nilai nominal Rp100 setiap saham yang seluruhnya terdiri dari saham baru.
Lanjutnya, perseroan menetapkan harga penawaran umum sebesar Rp450 per lembar saham, sehingga berhasil memperoleh dana segar sebesar Rp112,5 miliar dalam aksi korporasi ini.
Terkait dengan penggunaan dana hasil IPO, dia menjelaskan seluruhnya perseroan akan menggunakannya untuk modal kerja, dalam mendukung kegiatan usaha berupa pembelian bahan bakar (fuel) untuk kegiatan operasi alat-alat berat.
Selain itu, juga untuk pembelian pelumas, pembelian suku cadang alat-alat berat, dan pemeliharaan alat berat, kendaraan dan mesin yang dimiliki oleh perseroan.
Dalam IPO ini, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek yaitu PT Victoria Sekuritas Indonesia (VSI).
Vincent melanjutkan aksi IPO ini akan mendukung perseroan untuk meningkatkan layanan jasa penunjang pertambangan dan logistik yang terintegrasi di Sumatera Selatan.
“Saat ini, perseroan masih fokus mendukung kinerja grup dengan menggarap tambang in-house milik anak usaha RMKE dan ke depannya juga akan menyediakan jasa pertambangan serta pengangkutan batubara dari tambang-tambang nongrup di Muara Enim dan Lahat," ujar Vincent.
"Kami juga sangat mengapresiasi kepercayaan serta dukungan dari investor yang telah berpartisipasi pada IPO RMKO sehingga tercapai oversubscribed sebanyak 166,02 kali," tambah Vincent.
Dalam kesempatan sama, Direktur Keuangan RMKO Nathania Pricilla Saputra mengatakan perseroan berhasil meningkatkan pendapatan pada 2022 sebesar 6,5 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2021, dengan CAGR antara tahun 2020-2022 sebesar 7,9 kali.
Dia menjelaskan, peningkatan pendapatan diperoleh sejak beroperasinya tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) pada Februari 2022.
Adapun, jasa pertambangan dan jasa sewa alat berat masing-masing berkontribusi sebesar 55,6 persen dan 44,4 persen terhadap total pendapatan perseroan.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News