Bengkulu (Antara) - Kelompok pelestari habitat bunga Rafflesia Bengkuluensis menyesalkan aksi perusakan terhadap habitat bunga langka itu di kawasan hutan Sungai Penangkulan Padang Guci, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.
"Kami sangat menyesalkan perusakan itu, padahal di lokasi itu sangat sering ditemukan bunga rafflesia mekar," kata Koordinator Komunitas Pemuda Padang Guci Peduli Puspa Langka (KPPGPPL), Noprianto di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan kondisi habitat itu sangat memprihatinkan karena rusak dibakar orang tak bertanggungjawab. Akibatnya, sejumlah bonggol atau calon bunga rafflesia mati atau musnah.
Perusakan habitat bunga rafflesia itu menurutnya merupakan kesengajaan karena sejumlah inang rafflesia sudah terlebih dahulu ditebas.
"Tumbuhan inang rafflesia jenis tegrastigma ditebas lalu dibakar, kami melihat ini unsur kesengajaan," kata dia.
Padahal, menurut Nopri di lokasi itu sangat sering ditemukan bunga rafflesia jenis bengkuluensis yang mekar.
Kawasan hutan di Kabupaten Kaur tambah dia merupakan habitat alami rafflesia jenis bengkuluensis.
Ada empat jenis rafflesia yang tumbuh di kawasan hutan Bengkulu, salah satunya jenis bengkuluensis yang sering ditemukan mekar di wilayah itu.
Nopri mengatakan upaya pelestarian dan perlindungan flora langka itu sudah diatur dalam Undang-Undang No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
"Seharusnya masyarakat menjaga kelangsungan hidup flora langka tersebut tapi malah dihancurkan," tambah dia.