"Kami ingin mengenalkan lebih dekat habitat bunga Rafflesia bengkuluensis dan sebagian teman-teman juga belum pernah menyaksikan bunga itu mekar di habitatnya," kata Anggota Komunitas Pemuda Padang Guci Peduli Puspa Langka, Andriansyah di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan puluhan pelajar SMA tersebut berasal dari SMA Negeri 2 Kaur, MAN Bintuhan, SMA Negeri 1 Bengkulu Selatan.
Untuk menjangkau habitat bunga dilindungi itu, peserta harus berjalan kaki selama lebih satu jam dari desa terdekat yaitu Desa Manau IX.
"Mereka sangat antusias untuk menyaksikan bunga langka mekar di habitatnya dan jarak serta medan tempuh tidak jadi halangan," kata dia.
Kunjungan ke habitat bunga langka itu diharapkan mampu meningkatkan kesadaran para generasi muda tentang pentingnya melestarikan puspa langka endemik Bengkulu tersebut.
Hutan di pinggir Sungai Penangkulan yang masuk dalam areal kebun warga Desa Manau IX merupakan habitat terakhir Rafflesia bengkuluensis.
Pengalihan hutan menjadi kebun kopi menjadi ancaman utama kelestarian bunga langka yang menjadi ikon Provinsi Bengkulu itu.
"Kami sudah meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam untuk memetakan habitat Rafflesia bengkuluensis sehingga dijadikan kawasan konservasi," kata Nopri Anto, koordinator komunitas itu.
Rafflesia bengkuluensis merupakan satu dari empat jenis rafflesia yang terindentifikasi di hutan Bengkulu. Selain jenis bengkuluensis terdapat tiga rafflesia lainnya yakni Rafflesia arnoldii, Rafflesia hasselti dan Rafflesia gadutensis.***3***
Video Terkait: