"Untuk menghindari gangguan pernapasan maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik, masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Ili Lewotolok, Stanislaus Ara Kian dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Erupsi pertama yang tercatat terjadi pada pukul 11.47 WITA. Kolom abu dengan ketinggian lebih kurang 300 meter terlihat berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut.
Erupsi itu terekam melalui alat seismograf dengan amplitudo maksimum 34,4 milimeter dan durasi 106 detik.
Erupsi kedua setinggi lebih kurang 500 meter terjadi pukul 12.13 WITA. Semburan abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut.
Letusan itu terekam melalui seismogram dengan amplitudo maksimum 33,4 milimeter dan durasi 95 detik.
PVMBG meminta masyarakat yang berada di Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran maupun longsoran lava dan awan panas dari bagian timur kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selain itu, PVMBG juga mengingatkan masyarakat yang menetap di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Sejak 1 Januari sampai 11 Oktober 2023, Gunung Ili Lewotolok adalah gunung api paling sering erupsi di Indonesia dengan jumlah letusan yang pernah tercatat sebanyak 68 kali.
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News
Update Berita Antara Bengkulu Lainnya di Google News