Preview Brazil vs Argentina, pertarungan dua kiblat sepak bola indah
Jumat, 24 November 2023 7:55 WIB 1154
Apalagi mereka tetap merepresentasikan dua gaya sepak bola yang selalu memukau dunia.
Seperti dalam pertandingan mereka pada Piala Amerika Selatan U-17 2023, baik Argentina maupun Brazil akan cenderung memasang formasi 4-5-1 atau 4-2-3-1.
Selama turnamen FIFA U-17 di Indonesia ini, kedua tim hampir selalu memasang pola itu.
Menyangkut pemain-pemain yang harus diturunkan sebagai starter, Argentina mungkin menurunkan starting line-up sama dengan tim yang menggebuk Venezuela 5-0 dalam 16 besar, apalagi lawan yang mereka hadapi kali ini juga tim Amerika Selatan.
Pelatih Diego Placente kemungkinan memasangkan lagi Octavio Ontivero dengan Dylan Gorosito di kedua sayap pertahanan Albiceleste. Saat melawan Venezuela, Gorosito menjadi pemain yang paling sering menyalurkan bola.
Kedua bek sayap itu bakal mengapit duo bek tengah Juan Gimenez dan Tobias Palacio yang sejauh ini kokoh mengawal penjaga gawang Jeremias Florentin.
Walau teoritisnya kelima gelandang terlihat berdiri paralel, Plancente yang mantan pemain Everton dan Bayer Leverkusen, akan memposisikan Valentino Acuna dan Mariano Gerez sebagai poros ganda.
Sebaliknya, Ian Subiare yang dalam laga terakhir, efektif menghubungkan lini pertahanan dan lini tengah, lebih bergerak di sayap kiri serangan. Santiago Lopez sendiri mengisi sayap sebaliknya dari sistem serangan Argentina.
Akan halnya Claudio Echeverri, gelandang ini akan berada di antara kedua winger untuk berperan striker kedua atau playmaker di belakang Agustin Ruberto.
Kedua pemain itu menjadi dua dari tiga pemain Argentina yang sudah mencetak minimal dua gol dalam Piala Dunia U-17 2023. Ruberto mencetak lima gol, sedangkan Echeverri mengoleksi dua gol, sama dengan Santiago Lopez.
Mereka siap mengoyak pertahanan Brazil yang kemungkinan kembali dipimpin duet Vitor Reis dan Da Mata, yang diapit bek kiri Joao Henrique dan bek kanan Pedro Lima.
Phillipe Gabriel tetap menjadi pilihan pelatih Diego Martinez untuk menjaga gawang Selecao muda.
Martinez juga mungkin memasang lagi Giulherme Batista atau Matheus Ferreira, dan Sidney, di lini tengah sebagai poros permainan yang menopang tim kala menyerang dan saat harus mengambil posisi defensif.
Estevao mengisi sayap kanan serangan untuk terhubung dengan bek kanan Pedro Lima yang kerap menusuk jauh ke pertahanan lawan.
Sebaliknya, Rayan atau Luighi bakal mengisi sayap kiri serangan. Dudu yang saat melawan Ekuador menjadi pemain paling rajin bergerak, akan berada di belakang Kaua Ealias, yang sejauh ini menjadi pemain Brazil terbanyak mencetak gol, dengan tiga gol.
Laga ini bisa menjadi pertarungan antara duo bek tengah Vitor Reis dan Da Mata, dengan striker Argentina Agustin Ruberto. Sebaliknya, kuartet pertahanan Argentina yang dipimpin Juan Gimenez dan Tobias Palacio akan berusaha keras mematikan Kaua Elias.
Dalam kata lain, laga ini bisa menjadi adu ketajaman antara Agustin Ruberto dan Kaua Elias.
Namun, sekalipun sama-sama mengetahui pemain paling menonjol di antara mereka, baik Brazil maupun Argentina tak akan fokus mengawasi satu pemain, karena tahu ancaman bisa datang dari segala lini dan semua pemain.
Tapi, jika harus menaksir siapa yang memenangkan laga ini, maka melihat produktivitas gol dan kesolidan pertahanan kala melawan tim-tim yang relatif seimbang, Argentina terlihat lebih baik ketimbang Brazil.
Dari soal kebobolan misalnya, Brazil kalah dari Argentina. Brazil kebobolan lima gol, sedangkan Argentina tiga gol.
Argentina juga tak kebobolan dua kali berturut-turut kala melawan Polandia dan Venezuela yang mereka kalahkan dengan 4-0 dan 5-0. Meskipun demikian, kemungkinan selisih kemenangan akan tipis saja.
Di lain pihak, Brazil memiliki riwayat pertemuan lebih baik dengan Argentina yang bisa membantu mereka menaikkan kepercayaan diri yang lebih tinggi lagi sehingga menjadi energi lebih untuk menaklukkan Argentina.
Pemenang laga ini akan menghadapi Jerman atau Spanyol, dalam semifinal yang dimainkan di Stadion Manahan, Solo, pada 28 November.