Bengkulu (Antara) - Petani di Pulau/Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu bersyukur dengan kenaikan harga cengkih yang kini mencapai Rp90 ribu per kilogram.
"Musim panen tahun lalu kami jual ke pengumpul Rp50 ribu per kilogram, sekarang naik jadi Rp90 ribu per kilogram," kata Rahmat Kauno, petani cengkih saat dihubungi dari Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan saat ini petani di pulau terluar itu sedang memasuki musim panen cengkih yang terjadi pada Juli hingga Agustus 2015.
Musim kering membuat petani di wilayah itu terbantu untuk memanen cengkeh dan cukup panas untuk menjemur rempah-rempah itu.
"Musim panen sangat tepat karena cuaca juga panas jadi cepat menjemur cengkeh," ujarnya.
Menurut Rahmat, dibutuhkan tiga hari untuk menjemur cengkeh yang baru dipetik dari batangnya sebelum dijual ke pedagang pengumpul.
Pemilik UD Diaa Makmur, yang merupakan pedagang pengumpul cengkeh, Yudi Kaitora mengatakan harga cengkeh yang tinggi membuat petani di pulau terluar itu sangat terbantu.
"Padahal cengkeh bukan tanaman utama, hanya komoditas sela di kebun pisang, kakao dan melinjo," katanya.
Ia mengatakan bisa mengumpulkan dua ton cengkeh dari petani setempat saat musim panen.
Harga beli Rp90 ribu per kilogram di tingkat petani di Pulau Enggano menurutnya cukup tinggi, sebab masih membutuhkan ongkos kapal untuk membawa ke Kota Bengkulu.
Pulau Enggano merupakan pulau terluar yang berada di wilayah Samudera Hindia. Pulau tersebut dihuni lebih dari 2.800 jiwa yang mendiami enam desa yakni Desa Kahyapu, Kaana, Malakoni, Apoho, Meok dan Banjarsari.
Selain cengkeh, komoditas andalan petani di pulau tersebut yakni pisang, kakao dan melinjo serta hasil tangkapan nelayan berupa ikan segar dan ikan kering. ***3***