Ekuador bertekad untuk terus perangi geng kriminal narkotika
Jumat, 26 Januari 2024 11:56 WIB 1029
Presiden Noboa juga mengakui adanya "konflik bersenjata internal" di Ekuador dan mengidentifikasi sebanyak 22 geng kriminal sebagai kelompok teroris, termasuk Los Choneros. Dia memerintahkan angkatan bersenjata untuk memadamkan aksi mereka.
Akibat keputusan Noboa tersebut, lebih dari 2.000 orang telah ditahan dalam gelombang kekerasan di seluruh negeri yang dipicu oleh tindakan keras militer yang mengambil alih kekuasaan pada November setelah berjanji untuk mengekang kekerasan.
Sekitar 158 dari mereka yang ditangkap sedang diadili karena terorisme, sementara sekitar 20 ton obat-obatan terlarang telah disita.
“Kita berhasil melumpuhkan kekuatan para teroris narkotika ini secara signifikan dan dengan cara itu kita juga mendapatkan kekuatan,” kata sang presiden,
Dia menambahkan bahwa Ekuador telah memenangi “pertempuran” melawan kejahatan terorganisasi.
Baca juga: BNN Provinsi Bengkulu tangkap 21 tersangka penyalahgunaan narkoba
“Kita harus menghadapi segala hal yang merugikan kita, namun kita memenangi pertempuran ini,” kata Noboa pada sebuah acara ketika pemerintah menyerahkan peralatan kepada polisi.
Noboa menyebutkan bahwa, setelah deklarasi konflik bersenjata internal, kematian akibat kekerasan telah menurun dari 38 kematian per hari menjadi enam kematian.
Pemerintah menyalahkan situasi ini pada geng-geng penyelundup kokain, yang semakin berkembang pesat di Ekuador.
Negara berpenduduk 18 juta jiwa ini berbatasan dengan Kolombia di utara dan Peru di timur dan selatan yang merupakan negara penghasil kokain terbesar di dunia.
Kartel narkotika Meksiko telah mengubah Ekuador menjadi pusat pengiriman kokain sebelum memasuki Eropa dan Amerika.
Menurut Carrion, masalah ini menjadi semakin buruk ketika kartel-kartel Meksiko mulai membayar geng-geng lokal dengan obat-obatan terlarang, bukan uang tunai.
Jenis pembayaran itu memaksa mereka untuk menjual obat-obatan tersebut di pasar lokal dan “meningkatkan pencucian narkoba, sehingga menyebabkan tingkat kekerasan meningkat.
Baca juga: Polisi: Keputusan rehabilitasi Ammar Zoni sepenuhnya oleh pengadilan
Keputusan Presiden Noboa untuk menghancurkan geng-geng kriminal dengan mengintensifkan pendekatan militerisasi pemerintah mendapatkan dukungan luas di negara tersebut.
Bahkan, mantan Presiden sayap kiri Rafael Correa, yang kalah dalam pemilu melawan Noboa, menyatakan dukungannya pada langkah-langkah keamanan yang diambil oleh pemerintahan baru dalam menghadapi peningkatan dramatis dalam kekerasan yang dilakukan oleh kelompok penyelundup narkoba.
Pada Selasa (23/1), Noboa mengkonfirmasi bahwa negaranya akan menerima dukungan dari Amerika Serikat untuk memerangi kejahatan,
Konfirmasi itu diberikan setelah dia mengadakan pertemuan dengan Komandan SOUTHCOM Jenderal Laura Richardson, Penasihat Khusus Presiden AS untuk Kawasan Amerika Christopher Dodd, serta Duta Besar AS untuk Ekuador Mike Fitzpatrick.
“Amerika Serikat dan dunia telah melihat apa yang terjadi di Ekuador dan menyadari betapa pentingnya melindungi negara ini,” kata Noboa, menambahkan.
Sumber: Anadolu