Bengkulu (Antara) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dijadwalkan akan membuka "Simposium Internasional Rafflesia arnoldii dan Amorphopallus titanum" yang digelar di Kota Bengkulu pada 15 September 2015.
Ketua panitia pelaksana simposium dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sofi Mursidawati di Bengkulu, Senin mengatakan simposium internasional bunga langka itu akan diikuti peserta dari perwakilan 10 negara.
"Bu Menteri dijadwalkan hadir langsung dan membuka simposium bunga langka di Bengkulu," kata Sofi di Bengkulu.
Selain dihadiri para pakar dan peneliti, simposium tersebut juga diikuti kelompok masyarakat dan dunia pariwisata.
Saat ini kata Sofi, sejumlah peserta sudah tiba di Bengkulu, termasuk peserta dari negara lain seperti Perancis dan Jepang.
Rangkaian kegiatan diawali dengan makan malam dan ramah tamah pada Senin (14/9) malam. Selanjutnya simposium digelar pada Selasa (15/9).
Hari ke tiga dilanjutkan dengan kunjungan lapangan atau "field trip" untuk melihat langsung habitat bunga Rafflesia arnoldii di kawasan Hutan Lindung Boven Lais di Kabupaten Bengkulu Utara.
Kegiatan utama selama tiga hari tersebut yakni mengkaji berbagai kegiatan penelitian maupun kegiatan konservasi rafflesia dan amorphophallus baik yang dilakukan peneliti peneliti ataupun praktisi di seluruh dunia.
Sofi menambahkan kegiatan yang digagas antara Balitbang Provinsi Bengkulu dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tersebut juga menyusun rencana strategis perlindungan puspa langka, terutama bunga rafflesia dan amorphopallus.
Simposium yang mempertemukan para pakar, peneliti dan pelaku pariwisata itu juga akan membahas tentang potensi keanekaragaman hayati dan kebijakan pembangunan yang berkelanjutan sekaligus melindungi aset-aset keragaman flora-fauna di daerah ini.
Koordinator Komunitas Puspa Langka Bengkulu, Sofian Ramadhan mengatakan hutan Bengkulu masih menyimpan beberapa jenis Rafflesia antara lain jenis arnoldii, gadutensis, bengkuluensis dan hasselti. Sedangkan jenis Amorphophallus antara lain titanum, phaeonifolius, gigas dan variabilis.
"Rafflesia dan amorphopallus akan lestari kalau hutan yang menjadi 'rumah' mereka tetap dijaga," katanya.***1***