Eyes on Rafah: Sebuah sorotan pada kehidupan di perbatasan Gaza, Palestina
Kamis, 30 Mei 2024 17:17 WIB 5854
Hanya saja, Israel kerap menganggap anak-anak dan wanita Palestina sebagai benih dari militan kerap disasar senjata-senjata tentara Zionis. Meski kerap diprotes masyarakat dunia karena menyerang kalangan rentan, Israel tetap menggencarkan serangannya tanpa ampun.
Hal itu memicu simpati warga dunia kepada warga sipil Gaza di Rafah sehingga tagar #EyesOnRafah menjadi viral dan Israel saat ini mendapat tekanan hebat di dalam negeri dan luar negerinya, termasuk sejumlah individu yang awalnya mendukung gempuran militer Zionis ke kantung-kantung pemukiman sipil Palestina, termasuk fasilitas rumah sakit.
Perbatasan sebagai Harapan dan Penghalang
Perbatasan Rafah sering kali ditutup, meningkatkan kesulitan dalam mobilitas penduduk lokal serta distribusi bantuan kemanusiaan. Namun, saat pintu perbatasan dibuka, itu menjadi momen penuh harapan. Bagi banyak warga Rafah, perbatasan bukan hanya garis demarkasi geografis, tetapi juga simbol harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Baca juga: AS desak Israel investigasi internal atas serangan mematikan di kamp pengungsi
Baca juga: Israel bantah serang tenda pengungsi di Rafah
Dampak Ekonomi dan Sosial
Penutupan berulang kali dari crossing point tidak hanya menghambat ekonomi Rafah tetapi juga meninggalkan dampak mendalam pada kehidupan sosial penduduknya. Banyak keluarga terpisah, anak-anak tidak bisa melanjutkan pendidikan, dan layanan kesehatan terhambat. Kisah-kisah dari warga setempat sering tidak terdengar, mereka yang hidup di bawah bayang-bayang isolasi dan ketidakpastian.