Warga di Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, meminta pemerintah kabupaten setempat membangun jalan usaha tani (JUT) yang ada di wilayahnya untuk menekan biaya produksi hasil pertanian.
"Kami sudah berkali-kali mengusulkan pembangunan JUT di wilayah ini, namun sampai sekarang belum ada tanggapan dari pemerintah daerah," kata Kepala Desa Pasar Ipuh, Kecanatan Ipuh, Anang saat ditemui di Desa Pasar Ipuh, Selasa.
Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko memiliki lahan sawah tadah hujan seluas 267 hektare yang tersebar di Desa Pasar Ipuh seluas 230 hektare, sisanya di Desa Pulau Baru dan Pulau Makmur.
Untuk mengangkut hasil panen padi dari lahan sawah tadah hujan di wilayah ini, warga terpaksa melewati akses jalan dengan kondisi tanah, berlubang, dan sedikit koral.
"Jalan dalam areal persawahan tadah hujan tersebut sepanjang 1,5 kilometer mulai dari Desa Pasar Ipuh sampai tembus ke Desa Pulau Baru dan Pulau Makmur," ujarnya lagi.
Ia mengatakan bahwa kendaraan roda empat bisa melewati jalan tersebut, namun kendaraan tidak mampu mengangkut dan membawa muatan berat gabah kering panen.
Untuk itu, katanya pula, kendaraan roda empat terpaksa lebih sering keluar masuk ke dalam lokasi lahan sawah tadah hujan tersebut untuk membawa gabah kering panen.
Dia mengatakan, pihaknya hampir setiap tahun mengusulkan pembangunan JUT dan usulan tersebut masuk musyawarah rencana pembangunan desa hingga kabupaten, namun belum ada realisasi.
Ia menambahkan, warga di wilayah ini yang masih konsisten untuk melindungi sawah meskipun tadah hujan agar tidak menjadi kebun kelapa sawit seperti di wilayah lain.
Selain itu, katanya, pemerintah desa setempat juga selalu mengimbau warga untuk tidak mengalihfungsikan lahan sawah menjadi sawit untuk ketahanan pangan minimal di wilayah ini.
Dia mengatakan, petani di wilayah ini sudah selesai menanam padi dan usia padi saat ini sudah sekitar satu bulan, sehingga masih aman apabila tidak turun hujan.
Sementara itu, ia mengatakan, saat ini Desa Pasar Ipuh terdiri atas 186 kepala keluarga dan lebih dari sebanyak 800 jiwa.