Pemerintah Provinsi Bengkulu menginginkan adanya peningkatan status Pangkalan TNI Angkatan Laut yang ada di provinsi berjuluk Bumi Rafflesia itu menjadi pangkalan tipe B.
"Kalau memungkinkan, bisa naik status sehingga jabatan Danlanal menjadi kolonel. Dengan begitu, dapat memperluas rentang kendali dan koordinasi. Selain itu, tentunya dapat mengamankan wilayah pesisir kita dari eksplorasi ilegal," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Bengkulu, Senin.
Dia mengatakan Provinsi Bengkulu memiliki potensi kemaritiman yang begitu luas dengan wilayah yang memiliki panjang garis pantai 525 kilometer, termasuk Bengkulu juga memiliki pula terluar Indonesia, Pulau Enggano.
Letak Pulau Enggano juga cukup jauh berada ke tengah Samudera Hindia, sekitar 90 mil laut atau sekitar 156 kilometer dari wilayah Provinsi Bengkulu yang berada di Pulau Sumatera.
"Bagaimana potensi wilayah pesisir ini bisa dikelola bersama untuk kesejahteraan masyarakat Bengkulu," kata Gubernur Rohidin.
Sesuai kajian daerah berdasarkan luas dan strategisnya wilayah kerja TNI Angkatan Laut di Bengkulu, menurut dia tentunya dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan status lanal Bengkulu sehingga rentang kendali koordinasi lebih optimal.
Provinsi Bengkulu, kata dia, begitu fokus kepada keamanan wilayah maritimnya yang terbentang memanjang 525 kilometer menghadap Samudera Hindia.
Bahkan, bulan lalu sebagai upaya mendukung keamanan maritim, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu telah menyiapkan lahan untuk dihibahkan ke Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) di Pulau Enggano.
Rencananya, lahan yang akan dihibahkan tersebut memiliki luas lebih kurang 12 hektare. Pemerintah Provinsi Bengkulu akan menghibahkan lahan yang ada di Desa Malakoni, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara.
Nantinya, lahan tersebut akan dibangun fasilitas sarana dan prasarana penunjang pengamanan laut, terutama di pulau terluar yaitu Pulau Enggano.