Rejanglebong (Antara) - Bupati Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, Ahmad Hijazi menyebutkan sektor pariwisata di daerah itu merupakan sektor yang menjanjikan dan bisa mendatangkan devisa.
"Kabupaten Rejanglebong ini merupakan daerah yang posisinya terjepit oleh beberapa daerah lainnya di Provinsi Bengkulu maupun kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Selatan. Kondisi ini membuka lebar peluang usaha bidang pariwisata karena orang dengan mudah datang ke sini," kata Bupati Hijazi di Rejanglebong, Selasa.
Untuk itu dirinya akan mengembangkan sejumlah potensi wisata yang ada di 15 kecamatan di Rejanglebong mulai pembiayaan APBD setempat dan dana pusat.
Sejumlah kawasan wisata yang memiliki potensi mendatangkan devisa antara lain kawasan Danau Mas Harun Bestari (DMHB) di Kecamatan Selupu Rejang, kawasan wisata alam Gunung Api Bukit Kaba di Desa Sumber Urip Kecamatan Selupu Rejang serta lokasi wisata lainnya yang sudah ada maupun yang belum digarap pemerintah.
"Sudah ada tiga investor yang akan menanamkan investasinya guna membangun perhotelan, taman bermain dan pusat hiburan di kawasan DMHB. Mereka tertarik karena melihat potensi keindahan alam di daerah ini," ujarnya.
Selain akan membangun sarana dan prasarana pendukung kawasan wisata, dia juga mengatakan sektor ini akan berkembang dan bisa mengundang wisatawan datang dengan adanya dukungan dari kalangan seniman daerah, salah satunya ialah menghidupkan kembali pementasan seni dan kebudayaan lokal khas Rejanglebong.
Seni dan budaya masyarakat Kabupaten Rejanglebong ini berupa adat istiadat, tari-tarian maupun lagu daerah dari suku Rejang, Lembak serta suku-suku lain yang menjadi kekayaan di Tanah Air.
Sementara itu Edi Musa, salah seorang seniman daerah, menyambut baik adanya upaya pemerintah merangkul pelaku seni di Rejanglebong dalam upaya membangun dunia pariwisata setempat.
"Kami merasa senang jika kami akan dilibatkan dalam kegiatan pemerintah untuk menghidupkan dunia pariwisata di Rejanglebong," katanya.
Menurutnya, selama ini para seniman daerah lebih banyak vakum karena pada pimpinan sebelumnya jarang mengajak seniman untuk tampil dalam berbagai kegiatan. "Jangan hanya melibatkan pelaku kesenian modern saja," ujar Edi Musa. ***1***