Semarang (Antara) - PT Chris John Indonesia yang dipelopori mantan juara dunia kelas bulu (57,1 kilogram) WBA Chris Joohn mulai mencari bibit-bibit petinju muda di daerah untuk diseleksi yang akan diikutkan dalam program tinju di televisi.
"Usai Lebaran kita sudah mulai bergerak dengan menggelar berbagai kegiatan termasuk di antaranya menerjunkan tim untuk mencari bibit-bibit petinju di daerah," kata salah satu manajemen PT Chris John Indonesia, Anna Maria Megawati ketika dihubungi dari Semarang, Jateng, Selasa.
Menurut istri Chris John tersebut, untuk seleksi calon petinju yang akan mengikuti program tersebut akan ditangani langsung oleh Chris John sendiri. "Kita memang memberi batasan maksimal calon petinju yang ikut program tersebut adalah mereka berusia maksimal 27 tahun," kata mantan atlet wushu Jateng tersebut.
Ia menjelaskan, kalau usianya lebih dari itu jelas akan kesulitan karena yang bersangkutan hanya memiliki masa berkarier hanya sebentar. "Di samping itu jika mereka lolos kemudian digenjot tes fisik tentunya juga tidak bisa seperti atlet-atlet muda yang masih semangat dengan tenaga yang lebih," katanya.
Seperti diketahui, Mantan juara dunia kelas bulu WBA Chris John dengan bendera PT Chris John Indonesia meluncurkan program tinju di televisi untuk menjaring bibit-bibit petinju Indonesia yang akan dijadikan juara dan bintang di masa depan.
Chris John mengatakan, dirinya bersama beberapa orang sudah menjalin kerja sama dengan televisi swasta nasional (Kompas TV) untuk kegiatan tersebut.
"Mudah-mudahan usai Lebaran kegiatan tersebut bisa segera dimulai. Selain mencari bibit petinju berbakat juga ingin memberikan tontonan kepada masyarakat," katanya.
Menurut Chris John yang semasa jadi petinju sempat mendapat gelar Super Champions tersebut, untuk tahap awal memang dikhususkan untuk kelas bulu (57,1 kilogram) karena dirinya merasa di Indonesia banyak petinju yang berkecimpung di kelas tersebut. "Kebetulan saya semasa jadi petinju juga berkecimpung di kelas bulu," katanya.
Ketika ditanya bentuk dari kegiatan tersebut, menurut dia, para petinju tersebut akan ditampilkan dalam program acara televisi setiap Jumat dan Sabtu sekitar pukul 21.00 WIB. "Bentuknya seperti acara 'reality show'," katanya menegaskan.
Tetapi, lanjut dia, sebelum tampil pada acara di televisi tersebut para calon petinju tersebut tetap akan menjalani seleksi terlebih dulu seperti tes fisik, kemampuan, dan lain sebagainya sehingga mereka yang tampil pada acara televisi tersebut adalah mereka yang benar-benar siap.
"Kalau misalnya yang mendaftar ada 90 petinju belum tentu semuanya masuk tetapi tergantung pada hasil tes terlebih dulu," kata ayah dua orang putri Maria Luna Ferisa dan Maria Rosa Christiani tersebut.
Ia menambahkan, para petinju yang bisa tampil pada kegiatan tersebut adalah mereka yang sudah berkecimpung di dunia tinju profesional maupun amatir. "Kalau amatir kemungkinan mereka sudah jenuh kemudian berusaha terjun di dunia profesional," katanya.
Menurut dia, mungkin di Indonesia memiliki banyak petinju yang berbakat tetapi karena kurang tereskpose keluar karena berbagai persoalan sehingga dengan program ini diharapkan para petinju berbakat tersebut bisa muncul ke permukaan sehingga mereka bisa mengembangkan kariernya di dunia tinju.
"Kami tidak muluk-muluk dulu dengan program ini tetapi kami berusaha ikut mengembangkan dunia tinju di Indonesia karena cabang olahraga ini merupakan salah satu yang mampu meraih prestasi di tingkat dunia," katanya. ***4***