Bengkulu (ANTARA) - Tim SAR menjemput Kapal Motor (KM) Althaf yang hilang kontak puluhan jam setelah berlayar dari Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu menuju pulau terluar Indonesia di Bengkulu yaitu Pulau Enggano.
"Kantor SAR Bengkulu berkoordinasi dengan Kantor SAR Lampung untuk melakukan intercep menggunakan RIB milik Kansar Lampung, karena posisi kapal telah memasuki wilayah kerja Kantor SAR Lampung akibat pergeseran (drift) kapal," kata Humas Basarnas Bengkulu, Mega Maysilva di Bengkulu, Selasa.
Namun, lanjut dia setelah dilakukannya koordinasi, didapatkan bahwa Kapal SPOB Seroja berada lebih dekat dengan Kapal Althaf yang membawa lima penumpang dan tiga anak buah kapal (ABK).
Baca juga: Basarnas identifikasi kapal hilang kontak berada di perairan Lampung
Pada Selasa pukul 14.30 WIB, setelah dilakukan koordinasi, Kapten Kapal KN 213 Bengkulu menghubungi Kapten Kapal SPOB Seroja, yang saat itu sedang melintasi perairan Lampung dalam pelayaran dari Jakarta menuju Padang, untuk membantu melakukan penarikan kapal KM Althaf.
"Kemudian pada pukul 15.30 WIB, kapal nelayan yang diberangkatkan dari Bengkulu berhasil melakukan penjemputan dan bertemu dengan Kapal SPOB Seroja di koordinat 5°43'24" S, 104°07'12" E. Setelah itu, kapal nelayan melanjutkan proses penarikan KM Althaf menuju Pelabuhan Krui," kata dia.
Pada 27 Mei 2025, Kantor SAR Bengkulu menerima informasi dari Fengki, salah satu Anak Buah Kapal (ABK) KM Althaf, bahwa kapal tersebut saat ini berada di perairan Lampung dengan kondisi mengalami kerusakan pada mesin.
Baca juga: Kapal nelayan bawa penumpang ke Pulau Enggano hilang kontak 30 jam
"Seluruh penumpang dengan total POB sebanyak 8 orang dilaporkan dalam keadaan selamat," ucapnya.
Sebelumnya, Kapal awalnya berangkat menuju Pulau Enggano dari Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu, pada Sabtu 24 Mei 2025 pukul 15.00 WIB.
Kepala Desa Kaana di Pulau Enggano, Alamudin mengatakan waktu tempuh dari Pelabuhan Pulau Baai ke Pulau Enggano menggunakan kapal nelayan membutuhkan waktu paling lambat 14 jam pelayaran.
Sementara, Kapal Motor (KM) Althaf yang berangkat sejak Sabtu belum juga tiba di Enggano dan juga tidak ada kabar sampai Senin siang 26 Mei 2025.
Sejak dua bulan terakhir Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu mengalami pendangkalan alur, aktivitas keluar masuk dermaga pelabuhan menjadi terganggu. Hal tersebut juga mengganggu aktivitas pelayaran menggunakan kapal penyeberangan ke Pulau Enggano.
Baca juga: Ke Bengkulu, Gibran tinjau titik pendangkalan laut dari atas Kapal Bunga Raflesia
Masyarakat kemudian ada yang menumpang kapal nelayan dari Pulau Enggano ke Kota Bengkulu, begitu pula sebaliknya.
Pulau Enggano merupakan pulau terluar yang letaknya berada di tengah-tengah Samudera Hindia, sekitar 156 km atau 90 mil laut dari Kota Bengkulu. Untuk mencapai ke pulau terluar Indonesia tersebut salah satunya memanfaatkan transportasi laut.
Jika berlayar ke Pulau Enggano menggunakan kapal penyeberangan maka akan membutuhkan waktu tempuh selama 12 jam.