Kota Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu, Provinsi Bengkulu menggalakkan program gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting) sebagai salah satu upaya menekan angka stunting di wilayah tersebut.
Program Genting merupakan gerakan gotong royong masyarakat yang bertujuan untuk mencegah stunting dengan melibatkan berbagai pihak sebagai orang tua asuh bagi keluarga yang berisiko stunting.
Baca juga: Pemprov Bengkulu berangkatkan 1.000 pekerja migran pada 2025
"Pemerintah sangat fokus terhadap 41 anak terindikasi stunting. Kita keroyokan, semuanya terlibat," kata Wakil Wali Kota Bengkulu Ronny PL Tobing yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bengkulu di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan bukan hanya Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) dan Dinkes saja. Ke depan diharapkan sebatas pencegahan saja semuanya sudah bisa teratasi atau selesai.
Ia menyebut bahwa pemerintah kota telah menentukan 41 orang yang akan menjadi orang tua asuh bagi anak yang berisiko stunting di Kota Bengkulu.
Baca juga: Gubernur Bengkulu: Hoaks WhatsApp "giveaway" Rp50 juta Helmi Hasan
Ia juga akan bekerja sama dengan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompinda) untuk mendukung program Genting agar dapat berjalan dengan baik guna menekan angka stunting di Kota Bengkulu.
Gerakan Genting menjadi salah satu upaya dalam mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan kuat, serta terbebas dari stunting, sebab program tersebut dapat meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam mencegah stunting.
Pemkot Bengkulu menargetkan kasus stunting di wilayah tersebut hingga beberapa tahun ke depan, yaitu nol kasus, untuk itu diperlukan kolaborasi antar- pihak.
Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Kota Bengkulu mengalami penurunan signifikan, yaitu pada 2022 sebesar 12,9 persen menjadi 6,7 persen pada 2023.
Baca juga: Pemprov Bengkulu salurkan beasiswa untuk 284 putra putri Enggano
"Untuk stunting di Kota Bengkulu, Dinas Kesehatan bekerja sama dengan pihak terkait, yakni DP3AP2KB, Posyandu, Ibu PKK. Selain itu, juga bekerja sama dengan kelurahan juga, RT untuk memberikan informasi kepada pihak kesehatan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu Joni Haryadi Thabrani.
Untuk anak-anak yang masuk dalam kategori berisiko stunting, terus dilakukan pemantauan secara ketat agar tidak berkembang menjadi kasus stunting.
Pihaknya tidak hanya melakukan pemantauan dan pengawasan, tetapi juga menyediakan makanan yang memenuhi gizi bagi ibu hamil dan anak di bawah usia lima tahun (balita).
