Tagana bantu korban banjir di Musi Rawas

Palembang (ANTARA Bengkulu) - Puluhan relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana)  diturunkan di lima kecamatan dalam  Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan yang dilanda banjir akibat meluapnya sungai di daerah itu sejak Minggu (30/12).  

Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) sudah turun ke lokasi banjir guna membantu evakuasi para korban ke tempat aman, kata Kabid Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Sumsel MS Sumarwan di Palembang, Senin.

Menurutnya, relawan Tagana telah membantu evakuasi masyarakat di beberapa desa atau kelurahan di Kecamatan Muara Lakitan, Kecamatan Muara Kelingi, Kecamatan Rupit, Kecamatan Karang Dapo, dan Kecamatan Rawas Ilir.

Banjir yang melanda daerah tersebut dengan ketinggian air berkisar 90 centimeter hingga dua meter, merendam puluhan rumah warga setempat, ratusan  hektare lahan pertanian dan perkebunan, beberapa ruas jalan dan jembatan.

Berdasarkan laporan relawan Tagana di lapangan semua korban banjir bisa dievakuasi ke tempat yang aman, dalam kondisi selamat dan sehat.

Selain melakukan evakuasi para korban banjir, relawan Tagana juga menyiapkan bantuan bahan makanan dan jika banjir masih belum juga surut hari ini akan dibangun posko penampungan serta dapur umum, katanya.

Dijelaskannya, Dinas Sosial Sumsel pada musim hujan sekarang ini telah menyiapkan bantuan tanggap darurat untuk membantu meringankan penderitaan masyarakat yang mengalami musibah banjir dan tanah longsor.

"Bantuan tanggap darurat berupa bahan makanan termasuk dana rehabilitasi rumah disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya masalah sosial di daerah yang terkena bencana dampak musim hujan," ujarnya.

Untuk mencegah timbulnya masalah sosial di Kabupaten Musi Rawas yang termasuk salah satu daerah di Sumsel yang rawan banjir, pihaknya sekarang ini terus berupaya memonitor kondisi lokasi yang mengalami banjir itu.

"Sekarang ini kami terus melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Sosial Musi Rawas dan relawan Tagana yang disiagakan di lokasi banjir, apa bila situasinya semakin parah bisa dilakukan penanganan yang lebih baik lagi," ujar Sumarwan. (ANTARA)