Bengkulu (ANTARA) - Seorang pekerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkulu yang merupakan warga asal Tiongkok inisial W (29) saat ini dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit M Yunus Bengkulu karena diduga terpapar corona virus atau Covid-19.
Baca juga: Pemkot Bengkulu siap terima Kecamatan Pulau Enggano
Wakil Direktur RSMY Bengkulu, Ismir Fahri mengatakan, pihak rumah sakit menerapkan prosedur penanganan Covid-19 mengingat pasien baru tiba di Bengkulu setelah liburan imlek ke Tiongkok. Pasien dibawa ke RSMY Bengkulu pada Rabu malam (12/2) karena mengalami demam panas dan sakit tenggorokan.
Pasien diketahui tiba di Bengkulu pada 26 Januari lalu. Pasien kemudian mulai mengalami demam dan sakit tenggorokan pada hari ke-16 setelah tiba di Bengkulu. Kata Ismir, secara teori sebenarnya pasien sudah melewati masa inkubasi yakni selama 2 hingga 14 hari.
Namun, sambung Ismir, pihaknya tetap harus menerapkan prosedur penanganan Covid-19 karena pasien memenuhi 2 dari 3 kriteria Covid-19 yakni berasal atau baru bepergian dari negara terpapar Covid-19 dan mengalami demam serta sakit tenggorokan.
Baca juga: BNNP Bengkulu sita 2,2 kg sabu dan 20 kg ganja
"Tingkatan kita masih ditahap obesevasi. Mengapa kita lakukan observasi sedangkan secara teori sudah lewat masa inkubasi, karena pasien ada riwayat historikal dan kalau kita baca literatur masih mungkin ada defiasi masa inkubasi," kata Ismir dalam konferensi pers di RSMY Bengkulu, Kamis (13/2).
Dijelaskan Ismir, pihaknya telah membentuk tim dokter untuk menangani pasien tersebut. Tim dokter ini sudah bekerja melakukan berbagai upaya medis untuk mendiagnosa pasien termasuk melakukan rontgen atau rekam medik pada bagian pernafasan pasien.
Hasilnya, tidak ditemukan adanya infeksi saluran pernapasan bawah atau pneumonia yang biasanya ditemukan pada pasien yang positif terpapar Covid-19. Pemeriksaan darah di laboratorium juga masih menunjukkan hasil normal. Pemeriksaan dokter spesialis THT yang menangani pasien menunjukkan bahwa pasien mengalami faringitis akut atau radang tenggorokan.
Baca juga: Bengkulu kekurangan 250 orang tenaga pendamping desa
Kata Ismir, suhu tubuh pasien ketika awal masuk ke rumah sakit yakni 38,5 derajat celsius. Suhu tubuh ini memang lebih tinggi dari suhu tubuh normal yakni dibawah 37,5 derajat celsius. Pihaknya sudah memberikan obat penurun panas sehingga suhu tubuh pasien saat ini sudah turun 36 derajat celsius.
"Tapi kita tetap lakukan observasi apakah penurunan suhu tubuh ini karena pengaruh obat penurun panas atau memang sudah benar-benar turun. Ini yang harus dipastikan," kata Ismir.
Diduga terjangkit Corona, pekerja PLTU batubara Bengkulu diisolasi
Kamis, 13 Februari 2020 14:27 WIB 10664