Bengkulu (Antara) - Universitas Bengkulu mengusulkan pembangunan rumah sakit pendidikan ke Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk melengkapi sarana pembelajaran dan praktik mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan di perguruan tinggi itu.
"Usulan pembangunan rumah sakit pendidikan sudah direspon positif oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi," kata Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Bengkulu, Prof M Syaiful di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan usulan pembangunan fasilitas rumah sakit pendidikan itu direspon Kemenristek Dikti dengan menurunkan tim peninjau ke Universitas Bengkulu belum lama ini.
Tim peninjau dari Kemenristek Dikti turun langsung ke Universitas Bengkulu pada 6-7 Juni 2015 untuk mendiskusikan rencana pendirian rumah sakit itu.
Tiga orang peninjau tersebut yakni Kasie Sarana dan Prasarana Kemenristek Dikti, Nafiron M.U, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Erwin Santosa, dan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin (UNHAS) Syahrir A. Pasinringi.
Syaiful mengatakan saat ini ada 21 rumah sakit pendidikan yang sudah dibangun Dikti dengan anggaran lebih Rp3 triliun.
Namun, dari jumlah tersebut baru enam rumah sakit yang beroperasi, tiga rumah sakit sedang proses pembangunan, dan 12 rumah sakit terpaksa dihentikan pembangunannya karena banyak temuan pelanggaran berdasarkan hasil audit BPK.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Amin Kurnia mengatakan sangat mendukung pembangunan rumah sakit pendidikan untuk Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu itu.
"Rumah sakit itu nantinya diprioritaskan untuk pendidikan, penelitian dan pelayanan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan hasil kunjungan tim peninjau dari Kemenristek Dikti ke Universitas Bengkulu beberapa waktu lalu, masih ada perbaikan proposal yang harus dilakukan pihak Unib, termasuk rancangan bangunan atau "master plan". ***4***