Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan angka stunting atau gagal tumbuh di daerah itu saat ini telah mengalami penurunan hingga kurang dari tiga persen lagi.

Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong, Syamsir di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan kasus stunting di wilayah itu sejak beberapa tahun belakangan terus mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya sempat mencapai 5 hingga 7 persen.

"Sampai dengan tahun 2020 kemarin angka stunting di Kabupaten Rejang Lebong sudah di bawah 3 persen lagi, kalau tahun-tahun sebelumnya angka stunting ini sempat di angka 5 hingga 7 persen," kata dia.

Dia mengatakan, angka stunting tersebut mereka dapatkan dari pendataan yang dilakukan melalui 21 puskesmas tersebar dalam 15 kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong.

Angka stunting ini, kata dia, berkisar antara 20 hingga 23 kasus, di mana anak yang mengalaminya kategori bawah dua tahun (baduta) dan bawah tiga tahun (batita).

"Kalangan anak ini sudah dalam pengawasan petugas dan kader kesehatan tersebar dalam 15 kecamatan di Rejang Lebong," terangnya.

Kasus stunting di Kabupaten Rejang Lebong itu sendiri tambah dia, saat ini sudah di bawah rata-rata nasional yakni di atas 20 persen.

Pihaknya kata Syamsir, terus melakukan upaya penanganan kasus stunting dan menekankan kepada petugas kesehatan dalam 21 puskesmas untuk terus melakukan pendataan anak-anak guna melakukan deteksi dini stunting sehingga jika ditemukan bisa langsung diberikan penanganan.

Menurut dia, kasus stunting itu sendiri harus cepat diketahui, karena jika anaknya masih di bawah usia 5 tahun maka penanganannya akan lebih maksimal dan harapan sembuhnya masih besar. Namun bila anak tersebut sudah di atas 5 tahun maka penanganannya semakin sulit.

Dia mengharapkan peran serta orang tua untuk memantau perkembangan anaknya sendiri, jika pertumbuhannya di bawah rata-rata agar segera menghubungi petugas kesehatan terdekat guna mendapatkan penanganan.***3***

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021