Selain memberikan bantuan susu, katanya, pemerintah terus berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk warga Kota Bengkulu, khususnya setiap kelurahan ada kegiatan posyandu yang menjalankan program keluarga harapan (PKH).
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bengkulu Sahat Marulitua Situmorang menjelaskan kegiatan pemberian makanan tambahan tersebut dilakukan agar tidak ada lagi balita di Kota Bengkulu berpotensi stunting.
Pemberian makanan tambahan berupa susu tersebut merupakan program CSR dari perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Bengkulu.
Sebelumnya, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu mencatat sebanyak 97.327 keluarga di wilayah tersebut berisiko stunting.
Jumlah keluarga berisiko stunting di Provinsi Bengkulu yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan 8.664 keluarga, Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 13.561 keluarga, Kabupaten Bengkulu Utara yaitu 13.780 keluarga, Kabupaten Kaur 6.907 keluarga.
Kabupaten Seluma 10.419 keluarga, Kabupaten Mukomuko 9.151 keluarga, Kabupaten Lebong 7.651 keluarga, Kabupaten Kepahiang 7.021 keluarga, Kabupaten Bengkulu Tengah 5.590 keluarga dan Kota Bengkulu sebanyak 14.583 keluarga.
Hal tersebut berdasarkan hasil pemutakhiran pendataan keluarga (PPK-2023) yang tersebar di berbagai tingkat kesejahteraan dan daerah yang ada di Provinsi Bengkulu.
Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Percepatan Pencegahan Stunting Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Weldi Suisno menyebutkan dengan adanya temuan tersebut, pihaknya terus meningkatkan kolaborasi lintas sektor dalam program percepatan penurunan stunting dengan menyasar keluarga berisiko stunting sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.