Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Dewi Dharma menyebutkan saat ini pihaknya tengah fokus menekan angka stunting dengan berbagai program.
"Upaya penekanan stunting selaras dengan program pemerintah pusat yang menargetkan prevalensi stunting turun hingga 14 persen dan Kota Bengkulu menargetkan turun menjadi satu digit bahkan zero stunting," katanya di Kota Bengkulu, Sabtu.
Ia menyebutkan, pihaknya menyiapkan lima program prioritas seperti melakukan pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) hingga memperkuat pentahelix dimana semua unsur terkait bersatu padu berkoordinasi serta berkomitmen untuk menekan angka stunting.
"Tugas TPK ialah melaksanakan pendampingan kepada sasaran prioritas meliputi penyuluhan, fasilitasi, pelayanan rujukan serta fasilitasi penerimaan program bantuan sosial dan pengamatan berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting," ujarnya.
Sebab, TPK memiliki peran penting yaitu pendampingan yang diberikan merupakan upaya agar segenap intervensi spesifik dapat sampai kepada penerima manfaat, yang mempunyai dampak nyata dengan menurunnya angka prevalensi stunting.
"Tugas rutin mereka itu mendampingi calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan dan baduta/balita. Seperti memastikan remaja putri rutin minum pil tambah darah, kemudian ibu hamil memenuhi kebutuhan gizi nya baik saat hamil hingga pasca salin ASI eksklusif dengan MPASI sehat dan terakhir ialah memantau perkembangan balita atau baduta," jelas Dewi.
Kemudian, pihaknya juga melakukan Rembuk Stunting untuk memastikan langkah penanganan stunting secara komprehensif.
Melalui Rembuk Stunting, pemerintah melaksanakan upaya pencapaian target percepatan penurunan stunting baik melalui intervensi fisik dan sensitif hingga melakukan pendampingan dan melaporkan progres pelaksanaan.